Jakarta (ANTARA News) - Pengamat perbankan, Irfan Kurniawan, memperkirakan bahwa kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas) oleh Bank Indonesia (BI) akan mendorong suku bunga kredit bank meningkat.

Upaya BI menaikkan GWM valas adalah untuk menyerap dana yang beredar di pasar terutama dana asing yang terus membanjiri pasar domestik, meski hal itu akan memberatkan BI untuk membayar bunga, katanya di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, keputusan BI meningkatkan GWM Valas sudah tepat, namun memberatkan bagi perbankan untuk menyesuaikan bunga kredit.

Perbankan juga tidak secara langsung menyesuaikan tingkat bunga kredit itu, ujarnya.
Analis PT First Asia Capital itu mengatakan, menbanjirnya dana asing ke pasar Asia khususnya Indonesia, akibat menguat harga pangan dunia, seperti gandum dan jagung.

Para pemilik dana global mengalihkan dananya ke pasar-pasar yang berpotensi memberikan keuntungan yang lebih baik terutama di kawasan Asia, ucapnya.

Oleh karena itu, BI mengeluarkan berbagai aturan salah satunya adalah menaikkan GWM Valas untuk menarik dana yang beredar di pasar.

"Kami optimis upaya BI ini menjaga laju inflasi 2011 tetap berada dalam koridor 6,5 persen," ucapnya.

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat diperkirakan akan memicu laju inflasi 2011 meningkat di atas 6,5 persen dan BI juga akan menyesuaikan tingkat bunga acuan (BI Rate).

Karena itu BI mengeluarkan sejumlah aturan agar laju inflasi 2011 dan BI Rate tetap stabil, ucapnya.
(T.H-CS/S004/P003)