Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pengembangan sumber daya manusia dan teknologi terkait pengelolaan kegiatan usaha hulu migas.

Sinergitas tersebut diterjemahkan ke dalam kerja sama di bidang pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan serta bidang pengabdian masyarakat.

"Karakter industri hulu migas adalah padat modal menggunakan teknologi tinggi dan penuh risiko karena cadangan migas yang akan dieksploitasi. SKK migas bekerja sama dengan Solo Teknopark dengan mempertimbangkan potensial yang ada untuk membangun kapasitas nasional," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Dwi mengatakan salah satu tantangan dalam industri hulu migas migas saat ini adalah memaksimalkan kapasitas nasional. Kegiatan industri hulu migas Indonesia akan meningkat karena Indonesia telah memastikan sektor gas menjadi penopang energi transisi pada saat Indonesia aktif mengembangkan energi baru terbarukan.

Menurutnya, pencanangan ini akan membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara yang berani mencanangkan peningkatan produksi pada 2030.

Baca juga: SKK Migas-Polda Jabar teken MoU kerja sama amankan aset hulu migas

"Kita memiliki potensi karena Indonesia memiliki 128 cekungan hidrokarbon dan saat ini yang berproduksi baru 20 cekungan, sehingga potensinya masih cukup besar,” ucap Dwi optimis.

Selain meningkatkan produksi, target efek berganda menjadi target yang ingin dicapai karena telah menjadi komitmen pemerintah. Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi telah menetapkan Proyek Abadi Masela ada di darat atau onshore, bukan di laut atau offshore.

Dwi menambahkan dalam kerja sama itu pihaknya menugaskan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan perusahaan menunjang migas untuk ikut mendukung sinergi dengan Solo Technopark, antara lain Petrotekno dan Starborn yang akan ikut langsung terlibat dalam pembangunan sumber daya manusia.

Kerja sama dengan Petrotekno juga pernah dilakukan untuk peningkatan sumber daya manusia di Papua yang berlokasi di sekitar Proyek Tangguh.

Mengingat ilmu hulu migas sangat kompleks, maka Dwi berharap adanya corner, baik itu migas corner atau oil and gas corner yang bisa dijadikan sebagai lokasi pembinaan sumber daya manusia dan bisa dikembangkan di masa depan.

Baca juga: Kemenperin gandeng multi "stakeholder" kembangkan "virtual technopark"