Kuba Sambut Penutupan Penjara Guantanamo
24 Januari 2009 08:41 WIB
Guatemala City (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Kuba Felipe Perez Roque menyambut baik keputusan Presiden AS Barack Obama menutup penjara Teluk Guantanamo dan berharap pangkalan AS di teluk itu juga dibongkar.
"Saya lihat keputusan Presiden Obama menutup pusat penyiksaan dan penahanan itu sebagai langkah positif," kata Perez Roque kepada para jurnalis selama kunjungannya ke Guatemala.
"Saya kira keberadaan pusat penahanan dimana mereka melakukan penyiksaan fisik dan psikologis serta menistakan para tahanan adalah sebuah penghinaan terhadap kemanusiaan," tambah Perez Roque.
Menlu Kuba ini berharap AS membongkar juga pangkalan angkatan lautnya dimana penjara bagi tersangka perang melawan teror berada. Pangkalan itu ada di Guantanamo, sebuah pulau di pantai tenggara Kuba, sudah lebih dari seabad dan mestinya dikembalikan ke Kuba.
"(Keberadaan) Pangkalan angkatan laut Guantanamo tetap melawan keinginan dan hasrat rakyat serta pemerintah Kuba," kata Perez Roque.
Fasilitas militer berukuran 45 mil persegi (115 km persegi) ini adalah pangkalan militer AS di luar negeri tertua. Pemerintah Kuba menyatakan penyewaan Guantanamo yang ditandatangani 1903 sebagai tidak sah, sedangkan Washington mengklaimnya sah.
Kamis lalu Obama memerintahkan penutupan kamp tahanan di Guantanamo dalam kurun waktu setahun dan melarang penyiksaan, sebuah penyangkalan dramatis atas kebijakan anti teror pendahulunya, George W. Bush.
Mantan pemimpin Kuba Fidel Castro dan saudaranya Presiden Raul Castro menyampaikan kalimat hangat kepada Presiden Obama Rabu lalu, sebuah sikap yang sangat kontras dengan retorika anti AS yang berdekade-dekade lamanya dilontarkan Kuba. (*)
Sumber: AFP
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Tags: