Jakarta (ANTARA News) - Kepala Lembaga demokrasi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sonny Harry B Harmadi mengemukakan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional semestinya dipimpin pejabat setingkat dengan kementerian.

"Sekarang BKKBN itu lemah, padahal tugasnya semakin berat," katanya di Senayan Jakarta, Rabu.

Menurut dia, Undang-Undang No.52/2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga belum bisa diimplementasikan karena belum ada Peraturan pemerintah (PP) sebagai aturan pelaksanaannya.

Ada beberapa PP yang seharusnya sudah diterbitkan tetapi belum terdengar adanya penyusunan PPN dari UU tersebut.

Hal itu, kata dia, karena lemahnya posisi BKKBN. Padahal dulu pernah ada Menteri Kependudukan/Kepala BKKBN yang berhasil mengendalikan pertumbuhan penduduk nasional.

Dia mengatakan, saat ini ada Direktorat Jenderal Kpendudukan dan catatan Sipil di Kementerian Dalam Negeri tetapi itu tidak terkait dengan program BKKBN.

Tugas BKKBN semakin berat terkait masih tingginya angka pertumbuhan penduduk nasional, yaitu 1,49 persen. Ada pengabaian terhadap masalah kependudukan, katanya.

Dia menyambut baik langkah BKKBN melakukan berbagai program pengendalian pertumbuhan penduduk, termasuk mengembangkan inovasi alat kontrasepsi.

BKKBN telah menemukan gandarusa dengan istilah ilmiah Justicia gendarussa Burm.f sebagai bahan alat kontrasepsi bagi kaum pria. tanaman ini ditemukan di Pegunungan Jaya Wijaya dan masih dalam tahap penelitian klinis bersama Universitas Airlangga.

Wuri Dianasari dari universitas itu telah melakukan penelitian berjudul "Pengaruh Fase Air Daun Justicia gendarussa Burm.f Terhadap Aktivitas Enzim Hialurodiase Spermatozoa Kelinci In Vivo".

Tanaman Justicia gendarussa Burm.f memiliki kandungan flavonoid yang disebut gandarusin A (6,8-di--L-arabinosil-4`,5,7-trihidroksi flavon) dan gandarusin B (6--L-arabinopiranosil-4`,5,7-trihidroksi-8-β-D-silosilapigenin) (Prayogo, 2002).

Diantara senyawa gandarusin yang terdapat dalam Justicia gendarussa Burm.f., kandungan kimia utama yang akan dimanfaatkan adalah gandarusin A, karena gandarusin A dapat menyebabkan antifertilitas yaitu dengan mencegah penetrasi spermatozoa dengan menurunkan aktivitas enzim hialuronidase spermatozoa.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fase air daun Justicia gendarussa Burm.f. terhadap aktivitas enzim hialuronidase spermatozoa kelinci in vivo.

Banyak metode dikembangkan untuk menentukan aktivitas enzim hialuronidase. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode lempeng mikro.

Aktivitas hialuronidase dapat diketahui dari kadar asam hialuronat sisa yang tidak terhidrolisis oleh hialuronidase dengan metode lempeng mikro.

Metode ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain memiliki sensitivitas yang tinggi, praktis, waktu analisis cepat 96 sampel dapat dianalisa dalam satu waktu dan memerlukan jumlah substrat serta sampel enzim sedikit.

Pada metode ini, asam hialuronat disuspensikan dalam agarosa dengan konsentrasi masing-?masing 0,8 mg/ml dan 0,8 persen. Suspensi tersebut diisikan dalam masing-masing lubang lempeng mikro sebanyak 100-l.

Kemudian sampel enzim yang sudah dipreparasi dimasukkan dalam lubang lempeng mikro yang telah berisi campuran tersebut, lalu diinkubasi pada suhu 37-C selama 17 jam.

Setelah diinkubasi keluarkan sampel enzim kemudian masukkan setilpiridinium klorida 10 persen pada masing-masing lubang sebanyak 100-l, inkubasi selama 30 menit pada suhu kamar kemudian diamati absorbansinya pada λ 595 nm dengan plate reader.

Aktivitas hialuronidase dapat diketahui dari kadar asam hialuronat sisa yang tidak terhidrolisa oleh hialuronidase mengendap setelah diberi setilpiridinium klorida yang memberikan absorbansi pada λ 595 nm.

Setelah itu akan didapat data pengukuran absorbansi asam hialuronat pada berbagai rentang kadar, sehingga menjadi persamaan regresi linier y = bx + a dengan y sebagai absorbansi asam hialuronat dan x sebagai kadar asam hialuronat.

Kadar asam hialuronat sisa yang tidak terhidrolisa oleh enzim hialuronidase dapat diketahui dengan memasukkan data absorbansi masing-masing kelompok perlakuan pada persamaan regresi tersebut.

Aktivitas hialuronidase dapat dinyatakan dalam unit yaitu enzim yang mengkatalisa pembentukan satu mikromol produk permenit.

Aktivitas spesifik hialuronidase spermatozoa kelinci dapat diketahui dari aktivitas katalitik per milligram protein. Kadar protein dalam sampel tersebut dapat diketahui dengan membandingkan kadar Bovine Serum Albumin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas katalitik rata-rata enzim hialuronidase spermatozoa kelinci pada pemberian fase air gandarussa dengan dosis 1 (580mg/kg BB), dosis 2 (490 mg/kg BB), dosis 3 (350 mg/kg BB), masing-masing adalah 0,791.10-6 unit, 2,268.10-6 unit dan 2,603.10-6 unit.

Sedangkan aktivitas katalitik rata-rata enzim hualuronidase spermatozoa dengan kontrol positif (pemberian hesperidin) adalah 0,804.10-6 unit dan kontrol negatif (pemberian aquadest) adalah 3,102.10 unit.

Aktivitas spesifik rata-rata enzim hialuronidase spermatozoa kelinci setelah pemberian fase air gandarussa seperti dosis diatas, masing-masing adalah 0,185.10-7 unit/mg; 0,440.10-7 unit/mg dan 0,545.10-7unit/mg.

Sedangkan aktivitas spesifik rata-rata enzim hualuronidase spermatozoa dengan kontrol positif (pemberian hesperidin) adalah 0,291.10-7 unit/mg dan kontrol negatif (pemberian aquadest) adalah 1,430.10-7 unit/mg.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan aktivitas hialuronidase spermatozoa kelinci setelah pemberian fase air gandarussa dengan dosis 1 (580 mg/kg BB), dosis 2 (490 mg/kg BB), dosis 3 (350 mg/kg BB) peroral dibandingkan kontrol tanpa pemberian fase air gandarussa.

Berdasarkan penelitian ini, disarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan dosis fase air gandarussa yang optimal dalam menghambat aktivitas hialuronidase spermatozoa in vivo. (*)
(T.S023/S019/R009)