Singapura rayu pencatatan ekuitas dengan paket pendanaan dan insentif
17 September 2021 08:50 WIB
Sejumlah pekerja berjalan melewati logo SGX yang berada di depan Bursa Efek Singapura. ANTARA/REUTERS/Edgar Su/am.
Singapura (ANTARA) - Otoritas Singapura bergerak untuk menarik perusahaan lokal dan luar negeri yang tumbuh pesat untuk meningkatkan modal di bursa Singapura, Singapore Exchange, dan memperluas daya tarik negara kota itu sebagai pusat pembiayaan pada Jumat dengan paket pendanaan dan langkah-langkah insentif.
Kementerian perdagangan dan industri Singapura mengatakan pemerintah dan investor milik negara Temasek akan menyiapkan dana investasi bersama untuk berinvestasi dalam pendanaan swasta tahap akhir dan IPO perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan tinggi, untuk melabuhkan pencatatan (listing) mereka di Singapura.
“Kami telah berulang kali mendengar bahwa satu bidang di mana Singapura dapat berbuat lebih baik adalah membuat pasar ekuitas publik kami lebih kondusif bagi perusahaan-perusahaan yang tumbuh inovatif,” Gan Kim Yong, menteri perdagangan dan industri, mengatakan dalam sebuah acara di siaran SGX secara virtual.
"Seiring semakin banyak perusahaan rintisan kami yang berkembang menjadi perusahaan regional dan global, memiliki pasar ekuitas dalam negeri yang dinamis menjadi lebih relevan," katanya.
Baca juga: Jabar tawarkan tiga proyek pada investor Singapura
Langkah itu dilakukan setelah SGX awal bulan ini meluncurkan aturan baru yang memungkinkan pencatatan perusahaan-perusahaan akuisisi tujuan khusus (special purpose acquisition companies/SPAC), menandai bursa Asia pertama yang melakukannya sejak hiruk-pikuk SPAC AS dimulai tahun lalu yang sekarang mulai memudar.
Dengan basis kecil investor ritel di kota berpenduduk 5,7 juta orang, SGX telah berjuang untuk mendapatkan penawaran umum perdana (IPO) regional yang besar. SGX juga telah melihat gelombang delisting (penghapusan pencatat saham), meskipun tetap menjadi tempat penggalangan dana global untuk real estate investment trusts (REIT).
Dengan modal tahap pertama sebesar 1,5 miliar dolar Singapura (1,1 miliar dolar AS), dana baru ini akan dikelola secara komersial oleh 65 Equity Partners, platform investasi Temasek yang dimiliki negara sepenuhnya.
Baca juga: Dubes RI di Singapura: Banyak negara tertarik investasi di Indonesia
EDBI, cabang investasi dari Singapore Economic Development Board, juga akan membentuk 'Growth IPO Fund' baru untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan tahap selanjutnya, biasanya pada dua atau lebih putaran pendanaan dari pencatatan publik.
Saat ini, EDBI melakukan investasi tahap awal. Dimulai dengan ukuran dana hingga 500 juta Singapura, EDBI akan bermitra dengan perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan operasi mereka di Singapura, dengan tujuan untuk pencatatan di SGX.
Proposal Jumat diumumkan bersama oleh kementerian perdagangan dan industri, EDBI, Temasek, Otoritas Moneter Singapura dan SGX.
Otoritas Moneter Singapura, bank sentralnya dan regulator keuangan terintegrasi, mengatakan akan meningkatkan bantuan dana yang mendukung pencatatan ekuitas di pusat keuangan tersebut.
Kementerian perdagangan dan industri Singapura mengatakan pemerintah dan investor milik negara Temasek akan menyiapkan dana investasi bersama untuk berinvestasi dalam pendanaan swasta tahap akhir dan IPO perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan tinggi, untuk melabuhkan pencatatan (listing) mereka di Singapura.
“Kami telah berulang kali mendengar bahwa satu bidang di mana Singapura dapat berbuat lebih baik adalah membuat pasar ekuitas publik kami lebih kondusif bagi perusahaan-perusahaan yang tumbuh inovatif,” Gan Kim Yong, menteri perdagangan dan industri, mengatakan dalam sebuah acara di siaran SGX secara virtual.
"Seiring semakin banyak perusahaan rintisan kami yang berkembang menjadi perusahaan regional dan global, memiliki pasar ekuitas dalam negeri yang dinamis menjadi lebih relevan," katanya.
Baca juga: Jabar tawarkan tiga proyek pada investor Singapura
Langkah itu dilakukan setelah SGX awal bulan ini meluncurkan aturan baru yang memungkinkan pencatatan perusahaan-perusahaan akuisisi tujuan khusus (special purpose acquisition companies/SPAC), menandai bursa Asia pertama yang melakukannya sejak hiruk-pikuk SPAC AS dimulai tahun lalu yang sekarang mulai memudar.
Dengan basis kecil investor ritel di kota berpenduduk 5,7 juta orang, SGX telah berjuang untuk mendapatkan penawaran umum perdana (IPO) regional yang besar. SGX juga telah melihat gelombang delisting (penghapusan pencatat saham), meskipun tetap menjadi tempat penggalangan dana global untuk real estate investment trusts (REIT).
Dengan modal tahap pertama sebesar 1,5 miliar dolar Singapura (1,1 miliar dolar AS), dana baru ini akan dikelola secara komersial oleh 65 Equity Partners, platform investasi Temasek yang dimiliki negara sepenuhnya.
Baca juga: Dubes RI di Singapura: Banyak negara tertarik investasi di Indonesia
EDBI, cabang investasi dari Singapore Economic Development Board, juga akan membentuk 'Growth IPO Fund' baru untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan tahap selanjutnya, biasanya pada dua atau lebih putaran pendanaan dari pencatatan publik.
Saat ini, EDBI melakukan investasi tahap awal. Dimulai dengan ukuran dana hingga 500 juta Singapura, EDBI akan bermitra dengan perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan operasi mereka di Singapura, dengan tujuan untuk pencatatan di SGX.
Proposal Jumat diumumkan bersama oleh kementerian perdagangan dan industri, EDBI, Temasek, Otoritas Moneter Singapura dan SGX.
Otoritas Moneter Singapura, bank sentralnya dan regulator keuangan terintegrasi, mengatakan akan meningkatkan bantuan dana yang mendukung pencatatan ekuitas di pusat keuangan tersebut.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021
Tags: