PSPS Masih Dibelit Krisis
28 Desember 2010 19:47 WIB
Siswanto Pesepakbola Persema Malang berebut bola dengan Banaken Bosoken pesepakbola PSPS Pekanbaru saat pertandingan Akhir kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2009/2010 di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, Minggu, (30/5). Persema Malang berhasil menahan imbang PSPS Pekanbaru dengan skor 2-2. (ANTARA/Fachrozi Amri)
Pekanbaru (ANTARA News) - Manajeman PSPS Pekanbaru dilaporkan masih dibelit krisis keuangan yang berujung pada belum dibayarnya gaji dan kontrak para pemain klub sepakbola itu.
Informasi yang dihimpun dari markas PSPS di Pekanbaru, Selasa, menyebutkan, beberapa bulan terakhir baik pemain atau jajaran pelatih belum mendapatkan haknya sebagaimana tertuang dalam perjanjian kontrak.
Alasan itu diduga menjadi penyebab terlambatnya kedua legiun asing PSPS asal Kamerun yakni Banaken Bossoken dan Patrice Nzekou bergabung latihan bersama anak-anak Asykar Bertuah yang dibesut H Abdurrahman Gurning itu.
Masalah finansial itu dikhawatirkan dapat menganggu penampilan tim PSPS secara keseluruhan yang bakal melakoni partai tandang menantang Persisam Samarinda, pada 2 Januari 2011 di Liga Super Indonesia.
"Jelas pikiran terpengaruh dengan keluarga, dan menjadi tidak fokus dalam pertandingan," ujar salah seorang pemain.
Manajemen PSPS sendiri menyikapi dingin keluhan itu. Klub itu hanya mengandalkan bantuan APBD Kota Pekanbaru 2010 senilai Rp2,5 miliar dan telah habis dipakai untuk belanja pemain serta membiayai pertandingan.
"Kontrak mereka sudah kami bayar sebesar 25 persen, begitu juga dengan gaji tidak ada yang terlambat atau yang berkurang," bantah Manajer PSPS, Dastrayani Bibra.
Sesuai metode kontrak pemain Badan Liga Indonesia, maka pencairan dilakukan dalam tiga atau empat tahap, dan PSPS gunakan pencairan tiga tahap yakni 25 persen diawal dan tengah kontrak, sedangkan 50 persen diakhir kontrak, jelasnya.(*)
M046/A020/AR09
Informasi yang dihimpun dari markas PSPS di Pekanbaru, Selasa, menyebutkan, beberapa bulan terakhir baik pemain atau jajaran pelatih belum mendapatkan haknya sebagaimana tertuang dalam perjanjian kontrak.
Alasan itu diduga menjadi penyebab terlambatnya kedua legiun asing PSPS asal Kamerun yakni Banaken Bossoken dan Patrice Nzekou bergabung latihan bersama anak-anak Asykar Bertuah yang dibesut H Abdurrahman Gurning itu.
Masalah finansial itu dikhawatirkan dapat menganggu penampilan tim PSPS secara keseluruhan yang bakal melakoni partai tandang menantang Persisam Samarinda, pada 2 Januari 2011 di Liga Super Indonesia.
"Jelas pikiran terpengaruh dengan keluarga, dan menjadi tidak fokus dalam pertandingan," ujar salah seorang pemain.
Manajemen PSPS sendiri menyikapi dingin keluhan itu. Klub itu hanya mengandalkan bantuan APBD Kota Pekanbaru 2010 senilai Rp2,5 miliar dan telah habis dipakai untuk belanja pemain serta membiayai pertandingan.
"Kontrak mereka sudah kami bayar sebesar 25 persen, begitu juga dengan gaji tidak ada yang terlambat atau yang berkurang," bantah Manajer PSPS, Dastrayani Bibra.
Sesuai metode kontrak pemain Badan Liga Indonesia, maka pencairan dilakukan dalam tiga atau empat tahap, dan PSPS gunakan pencairan tiga tahap yakni 25 persen diawal dan tengah kontrak, sedangkan 50 persen diakhir kontrak, jelasnya.(*)
M046/A020/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: