Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pakar Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito optimistis pertemuan kelompok 20 ekonomi utama (G20) 2022 berjalan lancar.

"Kami dapat memastikan event ini dapat dilaksanakan sebaik-baiknya," ujar Wiku dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, agar agenda itu berjalan lancar pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga kasus COVID-19 di Indonesia tetap terkendali.

"Indonesia akan menjadi tuan rumah acara prestisius ini, Indonesia bertanggung pada jawab acara ini dan pemerintah berupaya menjaga kasus tetap stabil," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerima tongkat estafet Presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia saat penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia, akhir Oktober 2021.

Setelah itu, Indonesia akan resmi menjadi Presidensi G20 pada 1 Desember 2021 hingga November 2022 dengan tema Recover Together, Recover Stronger atau pulih bersama dan pulih lebih kuat.


Baca juga: Ekonom: Presidensi G20 akan bawa dampak positif hingga jangka panjang

Baca juga: Indef: Presidensi G20 akan tingkatkan konsumsi Indonesia

Presidensi G20 selama 2021-2022 ini merupakan kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah G20, sejak perkumpulan yang berkontribusi pada 85 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia itu didirikan pada 1999.

Oleh karena itu, Wiku mengatakan, pemerintah Indonesia berfokus untuk mencapai tingkat kematian kurang dari dua persen, kasus aktif kurang dari 100.000 kasus, dan positivity rate kurang dari lima persen.

"Pemerintah akan terus melakukan upaya semaksimal mungkin," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia tidak masuk dalam 10 negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia, meskipun jumlah penduduk Indonesia merupakan keempat terbanyak di antara negara-negara dunia.

“Alhamdulillah, kasus COVID-19 terus menunjukkan tren penurunan. Kita sangat optimistis, tetapi kita tetap harus selalu waspada. Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia tidak masuk dalam 10 besar jumlah kasus tertinggi di dunia,” kata Presiden.


Baca juga: Indonesia angkat inklusivitas dalam presidensi G20 2022

Baca juga: Indonesia ajak dunia berkolaborasi untuk pulih di Presidensi G20 2022