Ende, Flores (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono memuji kerukunan hidup antarumat beragama di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
"Sangat bahagia kerukunan hidup beragama di Ende, suatu contoh yang perlu disebarluaskan," kata Boediono ketika mencanangkan pemugaran Situs Bung Karno di Ende, Pulau Flores, Selasa.
Wapres Boediono bersama Ibu Herawati Boediono dan tujuh menteri Kabinet Indonesia Bersatu II berada di Ende selama dua hari untuk melaksanakan serangkaian kegiatan ke daerah itu.
Menurut Wapres, benih-benih Pancasila yang menjadi pemersatu bangsa bersemi di Ende ketika Bung Karno dibuang 77 tahun silam, antara tahun 1934-1938.
Selama pengasingan di Ende, kata Boediono, Bung Karno memikirkan masa depan bangsa ini.
Ia mengatakan, Pancasila yang menjadi dasar negara inilah yang menjadi pemersatu berbagai daerah, agama dan semua golongan di negeri ini.
Karena itu, semua masyarakat harus saling menghargai satu sama lain sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Boediono menambahkan, Bung Karno adalah milik bangsa dan bukan monopoli sekelompok orang sehingga nilai-nilai kepahlawanan yang telah diwariskan, menjadi milik semua anak bangsa.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Jero Wacik mengaku pernah membaca buku tentang Bung Karno dibuang ke Ende.
Ia mengatakan, Bung Karno selama di Ende sering duduk di bawah pohon sukun untuk memikirkan masa depan bangsa.
"Bibit-bibit pemikiran ini yang menjadi embrio pemikiran bangsa ini," katanya.
Dia berharap, pemikiran-pemikiran Bung Karno ini harus diwariskan kepada anak didik sekarang maupun generasi yang akan datang.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyampaikan terima kasih kepada Wakil Presiden Boediono yang berkunjung ke wilayah itu.
Dia mengatakan, dengan kunjungan itu diharapkan dapat membangkitkan semangat heroik yang pernah dikobarkan Bung Karno selama masa pengasingan di Ende.
(ANT-216/S023/S026)
Wapres Puji Kerukunan Beragama di Ende
28 Desember 2010 18:24 WIB
Wakil Presiden RI Boediono. (ANTARA/Maha Eka Swasta)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
Tags: