Menteri Kehutanan Korea: KIFC berkontribusi lawan krisis iklim global
16 September 2021 14:29 WIB
Tangkapan layar - Menteri Kehutanan Korea Selatan, Byeong am-Choi dalam peringatan "Korea-Indonesia Cooperation: 10 years of Green Partnership and the Way Forward" dipantau secara daring dari Jakarta, Kamis (16/9/2021). ANTARA/Zubi Mahrofi/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan Korea, Byeong am-Choi mengharapkan Korea-Indonesia Forest Center (KIFC) dapat berkontribusi dalam melawan krisis iklim global.
"KIFC diharapkan dapat meningkatkan kerja sama kehutanan antara kedua negara dan ikut dalam melawan krisis iklim global," ujar Byeong am-Choi dalam peringatan "Korea-Indonesia Cooperation: 10 years of Green Partnership and the Way Forward" dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan KIFC memiliki peran penting dalam melaksanakan program di bidang kehutanan yang menjadi kerja sama antara kedua negara.
"Melalui KIFC, pemerintah Korea dapat membagikan pengalaman keberhasilan restorasi hutan," katanya.
Ia menyampaikan pihaknya telah melakukan restorasi lahan gambut di Jambi, lahan gambut terluas keempat.
"Saya percaya dengan melindungi lahan gambut akan memberikan dampak yang besar dalam perubahan iklim," ucapnya.
Sebagai negara yang kaya akan hutan dengan populasi penduduk terpadat keempat dunia serta pemimpin ekonomi di Asean, menurut Byeong am-Choi, Indonesia merupakan partner penting bagi Korea.
Baca juga: Kemenlu antisipasi isu perubahan iklim dan HAM di COP26
Baca juga: "The Perfect Storm" dan "The Day After Tomorrow" dalam laporan iklim
Ia juga berharap, KIFC dapat mengidentifikasi proyek baru kehutanan dan menyelesaikan secara keseluruhan proyek restorasi lahan gambut.
"Saya berharap kegiatan ini akan menjadi contoh utama dalam green partnership dan mempererat persahabatan dua negara," katanya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya menyampaikan bahwa fungsi Korea-Indonesia Forest Center (KIFC) perlu terus diperkuat dalam memfasilitasi dan menyediakan program prioritas di bidang kehutanan.
"Fungsi KIFC dalam memfasilitasi dan menyediakan dukungan untuk pelaksanaan program kolaboratif perlu terus diperkuat sejalan dengan program prioritas di bidang kehutanan," ujar Menteri Siti.
Ia menekankan, selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo sebuah langkah telah diambil untuk menyelaraskan tata kelola kehutanan dengan beberapa prinsip, diantaranya meningkatkan kualitas lingkungan sebagai sarana untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Kemudian, pemanfaatan sumber daya kehutanan untuk mendukung pembangunan nasional berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi sirkular. Dan mengubah masyarakat kehutanan menjadi produktif untuk kehidupan yang lebih sejahtera.
Baca juga: Cegah kepunahan, masyarakat wajib kontribusi atasi krisis iklim
Baca juga: Negara maju harus pimpin upaya batasi naiknya suhu 1,5 derajat Celsius
"KIFC diharapkan dapat meningkatkan kerja sama kehutanan antara kedua negara dan ikut dalam melawan krisis iklim global," ujar Byeong am-Choi dalam peringatan "Korea-Indonesia Cooperation: 10 years of Green Partnership and the Way Forward" dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan KIFC memiliki peran penting dalam melaksanakan program di bidang kehutanan yang menjadi kerja sama antara kedua negara.
"Melalui KIFC, pemerintah Korea dapat membagikan pengalaman keberhasilan restorasi hutan," katanya.
Ia menyampaikan pihaknya telah melakukan restorasi lahan gambut di Jambi, lahan gambut terluas keempat.
"Saya percaya dengan melindungi lahan gambut akan memberikan dampak yang besar dalam perubahan iklim," ucapnya.
Sebagai negara yang kaya akan hutan dengan populasi penduduk terpadat keempat dunia serta pemimpin ekonomi di Asean, menurut Byeong am-Choi, Indonesia merupakan partner penting bagi Korea.
Baca juga: Kemenlu antisipasi isu perubahan iklim dan HAM di COP26
Baca juga: "The Perfect Storm" dan "The Day After Tomorrow" dalam laporan iklim
Ia juga berharap, KIFC dapat mengidentifikasi proyek baru kehutanan dan menyelesaikan secara keseluruhan proyek restorasi lahan gambut.
"Saya berharap kegiatan ini akan menjadi contoh utama dalam green partnership dan mempererat persahabatan dua negara," katanya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya menyampaikan bahwa fungsi Korea-Indonesia Forest Center (KIFC) perlu terus diperkuat dalam memfasilitasi dan menyediakan program prioritas di bidang kehutanan.
"Fungsi KIFC dalam memfasilitasi dan menyediakan dukungan untuk pelaksanaan program kolaboratif perlu terus diperkuat sejalan dengan program prioritas di bidang kehutanan," ujar Menteri Siti.
Ia menekankan, selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo sebuah langkah telah diambil untuk menyelaraskan tata kelola kehutanan dengan beberapa prinsip, diantaranya meningkatkan kualitas lingkungan sebagai sarana untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Kemudian, pemanfaatan sumber daya kehutanan untuk mendukung pembangunan nasional berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi sirkular. Dan mengubah masyarakat kehutanan menjadi produktif untuk kehidupan yang lebih sejahtera.
Baca juga: Cegah kepunahan, masyarakat wajib kontribusi atasi krisis iklim
Baca juga: Negara maju harus pimpin upaya batasi naiknya suhu 1,5 derajat Celsius
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: