Gorontalo (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Gorontalo mencatat adanya peningkatan nilai ekspor terhadap komoditas pertanian unggulan berupa olahan kelapa lebih dari lima kali lipat pada tahun 2021.

Produk olahan kelapa subsektor perkebunan ini berupa kelapa parut, santan, dan produk sampingnya yakni briket tempurung kelapa.

"Kami memfasilitasi hampir setiap bulan, agar komoditas ekspor ini memenuhi persyaratan teknis negara tujuan," kata Kepala Karantina Pertanian Gorontalo, Muhammad Sahrir di Gorontalo, Rabu.

Sahrir menyebutkan setidaknya 18 negara menjadi tujuan ekspor kelapa Gorontalo yakni China, Denmark, Estonia, Perancis, Jerman, Italia, Lithuania, Malaysia, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rusia, Slovenia, Turki, Ukrania, Inggris, dan Amerika Serikat.

Baca juga: Produk olahan kelapa ini mampu tembus pasar Eropa dan Amerika

Dari sekian banyak negara yang dituju, Jerman adalah negara yang paling banyak volume permintaannya sejak Januari hingga bulan Agustus mencapai 3,6 ribu ton. Di negara tujuan, kata dia, produk olahan kelapa ini digunakan untuk bahan baku roti kering yang sangat enak dan lezat.

Menurut Sahrir, dibandingkan periode Januari hingga Agustus tahun 2020 nilai ekspor olahan kelapa hanya mencapai Rp42,1 miliar, sedangkan pada periode sama tahun 2021 ini telah mampu meraup Rp238,6 miliar atau meningkat lebih dari lima kali lipat.

Sebagai informasi, saat ini di Gorontalo ada dua perusahaan yang menjadi produsen olahan kelapa yaitu PT TJT dan PT RC. Sebelumnya pelaku usaha asal Gorontalo melaporkan komoditas mereka sebagai komoditas antar-area karena komoditas tersebut akan diekspor melalui Surabaya atau biasa disebut restuffing.

"Alhamdulillah, kini berkat dukungan pemerintah daerah dan instansi terkait layanan ekspor telah dapat langsung melalui kantor layanan kami, sehingga lebih cepat dan lebih mudah," katanya.

Baca juga: Ekspor produk olahan kelapa Indonesia dinilai berprospek besar