Jakarta (ANTARA) - Peneliti Organisasi Riset Tenaga Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Wisnu Ari Adi menciptakan bahan magnetik dengan teknologi nuklir untuk antideteksi radar.

"Indonesia memiliki hampir 80 persen wilayah laut, sehingga koordinasi pengamanan wilayah laut sangat diperlukan, mengingat sistem pertahanan belum sepenuhnya mencakup luas wilayah teritorial tersebut,” kata Wisnu dalam pidato ilmiah Pengukuhan Profesor Riset di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BRIN kembali kukuhkan tiga profesor riset

Dalam pidato ilmiahnya yang berjudul "Bahan Magnetik dan Teknik Nuklir Untuk Teknologi Anti Deteksi Radar", profesor riset di bidang material fungsional itu menuturkan teknologi siluman atau teknologi antideteksi radar merupakan salah satu upaya peningkatan kemampuan alat utama sistem pertahanan atau alutsista.

Menurut dia, teknologi antideteksi radar perlu dimiliki oleh negara yang memiliki wilayah laut ,karena merupakan teknologi strategis untuk pertahanan suatu negara.

Wisnu menuturkan dari penelitian yang dilakukan telah berhasil dibuat bahan penyerap gelombang radar atau radar absorbing material (RAM) berbasis bahan magnetik dengan karakterisasi menggunakan teknik nuklir.

Spesifikasi teknis dari bahan RAM memiliki struktur kristal monoklinik, bersifat feromagnetik, mempunyai ukuran partikel rata-rata sekitar 72 nanometer (nm), dan memiliki kemampuan penyerapan gelombang radar relatif sangat tinggi sebesar -20,12 dB pada frekuensi 10,28 GHz.

"Bahan RAM ini memiliki keunggulan, dapat digunakan sebagai bahan penyerap gelombang radar. Sifat antideteksi radar ini merupakan produk baru yang bernilai sangat strategis di bidang pertahanan serta potensial untuk industri elektronik dan telekomunikasi," ujar Wisnu.

Baca juga: BRIN bentuk tujuh organisasi riset jalankan aktivitas riset

Baca juga: Indonesia melirik nuklir sebagai modal energi bersih


Pada acara pengukuhan profesor tersebut, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan penelitian terkait bahan penyerap gelombang radar itu penting dan sangat strategis, secara khusus untuk keamanan bangsa dan negara Indonesia.

"Riset ini telah berhasil membuat bahan penyerap gelombang radar atau RAM berbasis bahan magnetik dengan karakterisasi menggunakan teknik nuklir," tuturnya.