Kemenkes latih perangkat RT/RW sebagai penyampai informasi vaksinasi
15 September 2021 18:29 WIB
Ketua RW013 Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sugih Hidayah menjalani vaksinasi COVID-19 dalam rangka program jemput bola yang digelar pemerintah daerah setempat, Sabtu (11/9/2021). ANTARA/Andi Firdaus/am.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI melatih perangkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) beserta tokoh masyarakat sebagai penyampai informasi kepada warga terkait program vaksinasi COVID-19.
"Kami telah mempersiapkan strategi komunikasi risiko yang komprehensif, masing-masing target sasaran telah dipertimbangkan saluran komunikasi yang dipergunakan agar informasi tersampaikan secara tepat sasaran," kata Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi dalam rilis virtual hasil survei yang dilakukan Change.org bersama Kawal COVID-19 dan Katadata Insight Center yang diikuti dari Jakarta, Rabu.
Menurut Nadia, pelatihan kepada perangkat RT/RW agar warga yang tidak aktif mengakses media sosial dapat menerima informasi terkait vaksinasi.
Baca juga: Kemkes: Hingga Minggu 41,73 juta warga sudah divaksin COVID-19 lengkap
Namun, pada praktiknya, kata Nadia, ada warga yang aktif dan ada yang tidak, sehingga masih ada warga yang belum terakses informasi.
Sejumlah pembicara dalam agenda tersebut sepakat untuk mendorong pemerintah mengintensifkan penyebaran informasi vaksinasi melalui perangkat RT/RW dan Puskesmas yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Penyampaian informasi melalui mereka diyakini bisa efektif mengubah cara pandang masyarakat terhadap vaksinasi hingga akhirnya mau divaksinasi.
Manajer Riset Katadata Insight Centre Vivi Zabkie menjelaskan survei melibatkan 8.299 responden dari seluruh Indonesia, meski didominasi dari Pula Jawa. 22,1 persen responden belum mendapatkan vaksinasi. Namun, dari jumlah tersebut, 61,7 persennya menyatakan keinginan untuk divaksinasi.
"Mereka belum divaksinasi karena kesulitan mengakses vaksinasi yang pelaksanaannya hingga saat ini masih ramai dan harus mengantre, ada juga yang bingung harus mencari lokasi vaksinasi ke mana, hingga menunggu pelaksanaan vaksinasi di tempat tinggalnya," katanya.
Responden yang menyampaikan jawaban tersebut, kata Vivi, mengaku sangat menantikan datangnya informasi yang disampaikan secara langsung oleh perangkat RT/RW di tempat tinggalnya.
"Keinginan mendapatkan informasi dari perangkat RT/RW ini mendominasi hingga 60 persen dari responden yang mengaku kebingungan mengakses informasi vaksinasi," katanya.
Baca juga: Kemenkes bagikan cara dapatkan serta perbaiki sertifikat vaksin
Baca juga: Pemerintah targetkan vaksinasi COVID-19 hingga 2,5 juta per hari
Sepakat dengan hasil survei tersebut, influencer Tirta Mandira Hudhi yang didaulat sebagai salah satu pembicara menyatakan bahwa masyarakat lebih mudah diedukasi atau mempercayai sumber informasi terdekat dari lingkungan tempat tinggalnya, dalam hal ini para perangkat RT/RW dan Puskesmas.
"Apalagi warga yang jauh dari pusat kota. Makin jauh dari ibu kota, makin kecil paparan mereka dari informasi di media sosial, sehingga yang lebih efektif menyasar mereka memang perangkat RT/RW di tempat tinggalnya," katanya.
Tirta menyepakati hal tersebut, karena selama ini berinteraksi langsung dengan pasien dari berbagai daerah di Indonesia yang berkonsultasi melalui layanan telemedikasi pribadinya.
"Warga yang kebingungan ini baiknya cepat diberikan informasi yang benar melalui perangkat RT/RW, daripada telanjur mencari jalan cepat mempercayai berita tidak benar yang beredar," katanya.
"Kami telah mempersiapkan strategi komunikasi risiko yang komprehensif, masing-masing target sasaran telah dipertimbangkan saluran komunikasi yang dipergunakan agar informasi tersampaikan secara tepat sasaran," kata Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi dalam rilis virtual hasil survei yang dilakukan Change.org bersama Kawal COVID-19 dan Katadata Insight Center yang diikuti dari Jakarta, Rabu.
Menurut Nadia, pelatihan kepada perangkat RT/RW agar warga yang tidak aktif mengakses media sosial dapat menerima informasi terkait vaksinasi.
Baca juga: Kemkes: Hingga Minggu 41,73 juta warga sudah divaksin COVID-19 lengkap
Namun, pada praktiknya, kata Nadia, ada warga yang aktif dan ada yang tidak, sehingga masih ada warga yang belum terakses informasi.
Sejumlah pembicara dalam agenda tersebut sepakat untuk mendorong pemerintah mengintensifkan penyebaran informasi vaksinasi melalui perangkat RT/RW dan Puskesmas yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Penyampaian informasi melalui mereka diyakini bisa efektif mengubah cara pandang masyarakat terhadap vaksinasi hingga akhirnya mau divaksinasi.
Manajer Riset Katadata Insight Centre Vivi Zabkie menjelaskan survei melibatkan 8.299 responden dari seluruh Indonesia, meski didominasi dari Pula Jawa. 22,1 persen responden belum mendapatkan vaksinasi. Namun, dari jumlah tersebut, 61,7 persennya menyatakan keinginan untuk divaksinasi.
"Mereka belum divaksinasi karena kesulitan mengakses vaksinasi yang pelaksanaannya hingga saat ini masih ramai dan harus mengantre, ada juga yang bingung harus mencari lokasi vaksinasi ke mana, hingga menunggu pelaksanaan vaksinasi di tempat tinggalnya," katanya.
Responden yang menyampaikan jawaban tersebut, kata Vivi, mengaku sangat menantikan datangnya informasi yang disampaikan secara langsung oleh perangkat RT/RW di tempat tinggalnya.
"Keinginan mendapatkan informasi dari perangkat RT/RW ini mendominasi hingga 60 persen dari responden yang mengaku kebingungan mengakses informasi vaksinasi," katanya.
Baca juga: Kemenkes bagikan cara dapatkan serta perbaiki sertifikat vaksin
Baca juga: Pemerintah targetkan vaksinasi COVID-19 hingga 2,5 juta per hari
Sepakat dengan hasil survei tersebut, influencer Tirta Mandira Hudhi yang didaulat sebagai salah satu pembicara menyatakan bahwa masyarakat lebih mudah diedukasi atau mempercayai sumber informasi terdekat dari lingkungan tempat tinggalnya, dalam hal ini para perangkat RT/RW dan Puskesmas.
"Apalagi warga yang jauh dari pusat kota. Makin jauh dari ibu kota, makin kecil paparan mereka dari informasi di media sosial, sehingga yang lebih efektif menyasar mereka memang perangkat RT/RW di tempat tinggalnya," katanya.
Tirta menyepakati hal tersebut, karena selama ini berinteraksi langsung dengan pasien dari berbagai daerah di Indonesia yang berkonsultasi melalui layanan telemedikasi pribadinya.
"Warga yang kebingungan ini baiknya cepat diberikan informasi yang benar melalui perangkat RT/RW, daripada telanjur mencari jalan cepat mempercayai berita tidak benar yang beredar," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: