Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pakar Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa kunci mempertahankan penurunan kasus COVID-19 secara nasional adalah dengan menjaga protokol kesehatan.

"Lonjakan kasus telah kita lewati dan saat ini tugas besar kita adalah menjaga agar tidak kembali terjadi lonjakan kasus. Masyarakat tidak boleh lengah dalam menerapkan protokol kesehatan," ujarnya dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Protokol kesehatan dan penurunan kasus positif

Ia menambahkan, pelaksanaan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga perlu untuk terus dipatuhi guna menghindari lonjakan kasus.

Dalam kesempatan itu, Wiku menyampaikan, lonjakan kasus yang terjadi di Indonesia pada Januari dan Juli 2021 disebabkan karena kurangnya disiplin masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.

"Varian mutasi seperti delta memang terbukti lebih cepat menular. Akan tetapi lonjakan kasus terjadi bukan semata-mata akibat dari varian Delta," katanya.

Baca juga: Surabaya antisipasi penurunan disiplin penerapan protokol kesehatan

Ia mengemukakan bahwa sejak varian Delta muncul pada Oktober 2020 di India, negara itu mengalami lonjakan kasus pada bulan April 2021.

Sementara di Indonesia, lanjut dia, varian Delta ditemukan sejak bulan Januari 2021, namun kasusnya melonjak pada bulan Juli 2021.

"Jelas terlihat bahwa lonjakan kasus terjadi bukan semata-mata akibat dari varian delta, tetapi akibat aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang tidak diimbangi dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat," ujarnya.

Baca juga: INDEF: Penurunan harga tes PCR penting bagi peningkatan tracing Covid

Wiku mengatakan, terdapat dua pelajaran utama yang harus menjadi catatan dalam rangka mempertahankan penurunan kasus di Indonesia.

Pertama, sungguh-sungguh menjaga protokol kesehatan seiring dengan pembukaan aktivitas sosial ekonomi masyarakat.

Baca juga: Vaksinasi dan disiplin patuhi prokes kunci akhiri pandemi COVID-19

Kedua, tetap waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar Indonesia tidak mengalami lonjakan ketiga seperti yang terjadi di dunia saat ini.

"Dengan melihat pola lonjakan di Indonesia berselang tiga bulan dari lonjakan di dunia maka kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan," katanya.