Jakarta (ANTARA) - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) juga perlu menggencarkan pembelian ikan dari kalangan nelayan tradisional di berbagai daerah.

"Harus dipromosikan pembelian ikan dari nelayan untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga atau industri pengolahan," kata Ketua Harian DPP KNTI Dani Setiawan di Jakarta, Selasa.

Ia menyatakan, perusahaan-perusahaan pengolahan ikan, baik BUMN atau swasta, harus meningkatkan penyerapan ikan dari nelayan, terutama nelayan kecil.

Untuk itu, ujar dia, perlu diperkuat skema kerja sama atau kemitraan perlu dibuat antara nelayan kecil, koperasi perikanan, dan industri.

Baca juga: KNTI berharap Gernas BBI perkuat rantai pasok UKM perikanan

Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga perlu memperkuat infrastruktur logistik untuk membawa ikan-ikan segar hasil tangkapan nelayan kecil agar bisa dipasarkan langsung ke konsumen, termasuk lewat jaringan digital.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim menyarankan berbagai BUMN bidang perikanan lebih meningkatkan kolaborasi dengan kalangan nelayan lokal dalam mengangkat harkat kesejahteraan mereka.

"BUMN Perikanan bisa berkolaborasi dengan organisasi nelayan dalam rangka membeli hasil tangkapan nelayan," kata Abdul Halim.

Baca juga: Kemenperin: IKM nyaris raup Rp500 juta dari Gernas BBI tahun ke-2

Halim mengemukakan, pembelian hasil tangkapan nelayan tersebut kemudian bisa diolah oleh BUMN perikanan dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pangan perikanan.

Kemudian, lanjutnya, bila kebutuhan pangan perikanan bagi konsumen lokal sudah terpenuhi, maka komoditas yang berlebih dapat diekspor ke berbagai negara di luar negeri.

Selain itu, ujar dia, BUMN juga perlu untuk memastikan saranan layanan dasar kebutuhan produksi nelayan dipenuhi, di antaranya adalah ketersediaan SPDN dengan layanan reguler. SPDN adalah Solar Pack Dealer Nelayan, untuk memenuhi kebutuhan BBM subsidi solar kepada kalangan nelayan.