Yogyakarta (ANTARA News) - Permintaan kue kering di Yogyakarta meningkat hingga 50 persen menjelang perayaan Natal, dan kondisi ini biasanya bertahan sampai menjelang tahun baru.

"Dibandingkan dua pekan lalu, sejak beberapa hari terakhir permintaan kue kering meningkat sampai 50 persen," kata salah seorang pembuat kue kering di kampung Prawirodirjan, Kota Yogyakarta, Sukarsih, Kamis.

Menurut dia, sepekan lalu permintaan kue kering rata-rata hanya lima toples per hari, tetapi sejak beberapa hari meningkat menjadi 10 hingga 15 toples per hari. "Tahun lalu dua hari menjelang perayaan Natal permintaan kue kering masih sepi, hanya lima toples per hari," katanya.

Sukarsih mengatakan dirinya setiap menjelang perayaan hari besar keagamaan seperti Natal dan Idul Fitri, selalu membuat kue kering untuk dijual.

Ia mengatakan permintaan kue kering menjelang perayaan Natal 2010 paling banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Kenaikannya sangat signifikan," katanya.

Kue kering buatannya selama ini selain dititipkan di sejumlah toko roti di Yogyakarta, juga dijual langsung kepada pembeli perorangan yang biasanya mereka datang ke rumah Sukarsih yang digunakan untuk usaha pembuatan kue kering musiman.

Produksi kue keringnya setiap menjelang perayaan Natal antara 10-20 toples per hari. Jenisnya bermacam-macam, di antaranya nastar dan putri salju.

"Harganya antara Rp20.000 hingga Rp25.000 per toples, tergantung pilihan rasanya, seperti rasa keju harganya lebih mahal dibandingkan dengan rasa coklat," katanya.

Pendapatan Sukarsih dari usaha industri rumah tangga ini belum sempat ia hitung seluruhnya, namun yang pasti mengalami peningkatan menjelang perayaan Natal 2010.

(ANT-161/M008/S026)