Kemenkes: Tidak usah khawatir mutasi virus bisa kurangi efikasi vaksin
13 September 2021 20:36 WIB
Tangkapan layar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi dalam “Siaran Sehat Kesiapsiagaan Hadapi Varian Baru” yang terpantau daring di Jakarta, Senin (13/8/2021). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti.
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir apabila terjadi mutasi virus dari COVID-19 yang dapat mengurangi efikasi vaksin.
“Varian Mu ini diperkirakan akan mempengaruhi efektivitas dari vaksin. Tetapi tidak perlu khawatir karena sudah ada kajiannya,” kata Nadia dalam “Siaran Sehat Kesiapsiagaan Hadapi Varian Baru” yang terpantau daring di Jakarta, Senin.
Nadia mengatakan, hampir semua vaksin akan terpengaruh dengan adanya varian dari COVID-19 baik dengan adanya varian Alfa, Beta maupun varian Delta. Hal tersebut dapat terjadi karena ketika virus mengalami mutasi, secara alamiah virus akan melakukan penyesuaian atau beradaptasi dengan keadaan.
Baca juga: Dokter Reisa ajak masyarakat untuk waspadai mutasi virus COVID-19
Ada empat hal yang akan terjadi dari mutasi virus. Dia membeberkan keempat hal itu adalah virus akan berubah menjadi lebih ganas yang kemudian akan memiliki sifat lebih cepat menular, virus akan meningkatkan tingkat keparahan, selanjutnya memperlambat respon pengobatan dan mempengaruhi efikasi vaksin.
“Yang terakhir adalah mempengaruhi daripada efikasi vaksin. Tapi bisa juga mutasi itu dia melemahkan sendiri oleh virusnya. Tapi tentunya yang harus kita waspadai mutasi tadi menyebabkan si virus covid ini menjadi ganas,” kata dia menjelaskan hal terakhir yang terjadi pada proses mutasi virus.
Ia menjelaskan walaupun varian baru dapat menurunkan atau dapat mempengaruhi vaksin, vaksin tetap mampu memberikan perlindungan pada orang yang telah divaksinasi.
“Walaupun dia menurunkan atau berpengaruh, tetap vaksin yang ada saat ini tetap memberikan proteksi kepada kita. Jadi tidak perlu ragu-ragu lagi, kita yakin bahwa vaksin ini memberikan proteksi kepada kita walaupun ada varian-varian atau mutasi virus ini,” jelas dia.
Baca juga: IDI Bandarlampung minta pemerintah tidak kecolongan adanya varian Mu
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Perubahan Perilaku dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan segala jenis varian COVID-19 dapat masuk hampir ke seluruh organ tubuh manusia.
“Sayangnya virus SARS-CoV-2 ini bisa masuk hampir ke seluruh organ tubuh kita. Karena hampir seluruh organ tubuh kita ada reseptornya, jadi di mana dia menyerang yang paling hebat biasa memunculkan gejala di situ bisanya lebih hebat,” kata Reisa.
Ia menjelaskan, varian-varian tersebut tidak terkait dengan varian tertentu secara spesifik. Namun secara umum virus SARS-CoV-2 tidak hanya menyerang paru-paru atau saluran pernafasan, tetapi bisa menjalar dan berpengaruh ke berbagai organ tubuh seseorang.
Melihat bahwa mutasi virus memiliki risiko yang berbahaya, dia menyarankan agar masyarakat segera melakukan vaksinasi supaya segera membentuk kekebalan kelompok (herd immunity), supaya dapat mencegah terjadinya penularan dan mengurangi risiko kematian karena jenis varian baru akibat mutasi dari COVID-19.
“Jadi sekali lagi tidak perlu pilih-pilih vaksin. Gunakanlah vaksin yang saat ini sudah tersedia di sekitar kita. Karena perlindungan terbaik yang kita butuhkan adalah segera mungkin mendapat vaksinasi sehingga terciptalah kekebalan kelompok,” kata Reisa Broto Asmoro.
Baca juga: Kemenkes sebut dari 5.835 hasil sekuensing belum ditemukan varian Mu
“Varian Mu ini diperkirakan akan mempengaruhi efektivitas dari vaksin. Tetapi tidak perlu khawatir karena sudah ada kajiannya,” kata Nadia dalam “Siaran Sehat Kesiapsiagaan Hadapi Varian Baru” yang terpantau daring di Jakarta, Senin.
Nadia mengatakan, hampir semua vaksin akan terpengaruh dengan adanya varian dari COVID-19 baik dengan adanya varian Alfa, Beta maupun varian Delta. Hal tersebut dapat terjadi karena ketika virus mengalami mutasi, secara alamiah virus akan melakukan penyesuaian atau beradaptasi dengan keadaan.
Baca juga: Dokter Reisa ajak masyarakat untuk waspadai mutasi virus COVID-19
Ada empat hal yang akan terjadi dari mutasi virus. Dia membeberkan keempat hal itu adalah virus akan berubah menjadi lebih ganas yang kemudian akan memiliki sifat lebih cepat menular, virus akan meningkatkan tingkat keparahan, selanjutnya memperlambat respon pengobatan dan mempengaruhi efikasi vaksin.
“Yang terakhir adalah mempengaruhi daripada efikasi vaksin. Tapi bisa juga mutasi itu dia melemahkan sendiri oleh virusnya. Tapi tentunya yang harus kita waspadai mutasi tadi menyebabkan si virus covid ini menjadi ganas,” kata dia menjelaskan hal terakhir yang terjadi pada proses mutasi virus.
Ia menjelaskan walaupun varian baru dapat menurunkan atau dapat mempengaruhi vaksin, vaksin tetap mampu memberikan perlindungan pada orang yang telah divaksinasi.
“Walaupun dia menurunkan atau berpengaruh, tetap vaksin yang ada saat ini tetap memberikan proteksi kepada kita. Jadi tidak perlu ragu-ragu lagi, kita yakin bahwa vaksin ini memberikan proteksi kepada kita walaupun ada varian-varian atau mutasi virus ini,” jelas dia.
Baca juga: IDI Bandarlampung minta pemerintah tidak kecolongan adanya varian Mu
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Perubahan Perilaku dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan segala jenis varian COVID-19 dapat masuk hampir ke seluruh organ tubuh manusia.
“Sayangnya virus SARS-CoV-2 ini bisa masuk hampir ke seluruh organ tubuh kita. Karena hampir seluruh organ tubuh kita ada reseptornya, jadi di mana dia menyerang yang paling hebat biasa memunculkan gejala di situ bisanya lebih hebat,” kata Reisa.
Ia menjelaskan, varian-varian tersebut tidak terkait dengan varian tertentu secara spesifik. Namun secara umum virus SARS-CoV-2 tidak hanya menyerang paru-paru atau saluran pernafasan, tetapi bisa menjalar dan berpengaruh ke berbagai organ tubuh seseorang.
Melihat bahwa mutasi virus memiliki risiko yang berbahaya, dia menyarankan agar masyarakat segera melakukan vaksinasi supaya segera membentuk kekebalan kelompok (herd immunity), supaya dapat mencegah terjadinya penularan dan mengurangi risiko kematian karena jenis varian baru akibat mutasi dari COVID-19.
“Jadi sekali lagi tidak perlu pilih-pilih vaksin. Gunakanlah vaksin yang saat ini sudah tersedia di sekitar kita. Karena perlindungan terbaik yang kita butuhkan adalah segera mungkin mendapat vaksinasi sehingga terciptalah kekebalan kelompok,” kata Reisa Broto Asmoro.
Baca juga: Kemenkes sebut dari 5.835 hasil sekuensing belum ditemukan varian Mu
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: