Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia berakhir lebih tinggi pada perdagangan Senin, didorong oleh melonjaknya operator bandara Sydney Airport Holdings karena tawaran pengambilalihan yang lebih baik dan keuntungan yang kuat di saham energi dan material.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia (ASX) menguat 0,25 persen atau 18,60 poin menjadi ditutup pada 7.425,20 poin setelah di awal naik 0,40 persen, karena saham keuangan jatuh di tengah tanda-tanda inflasi yang lebih tinggi di pasar keuangan AS. Indeks acuan berakhir 0,50 lebih tinggi pada Jumat (10/9/2021).

Sydney Airport Holdings melonjak 5,1 persen ke level tertinggi dalam lebih dari setahun setelah penawar Sydney Aviation Alliance menaikkan harga penawarannya menjadi 8,75 dolar Australia per saham dari proposal sebelumnya di 8,45 dolar Australia dan 8,25 dolar Australia, untuk mengakuisisi semua saham di operator bandara itu.

“Indeks acuan naik untuk hari kedua tetapi ditutup di bawah tertinggi sesi karena tekanan dari pasar AS ketika berjuang dengan variasi yang tidak menguntungkan antara pertumbuhan yang lemah dan inflasi yang kuat. Stagflasi dan tapering dengan kekhawatiran pandemi baru adalah ragam yang buruk bagi perekonomian,” kata Mathan Somasundaram, CEO Deep Data Analytics.

Sektor keuangan merosot 0,1 persen dengan National Australia Bank turun 1,0 persen setelah analis menurunkan peringkatnya, dan Westpac melemah 0,04 persen.

Baca juga: Saham Australia terangkat Sydney Airport Holdings dan sektor energi

Melawan tren, saham-saham energi terangkat 1,25 persen setelah harga minyak mencapai tertinggi satu minggu di tengah kekhawatiran atas pasokan AS, bersama dengan harapan permintaan yang lebih tinggi.

Saham gas alam utama Santos Ltd memimpin kenaikan pada sub-indeks, melonjak 3,1 persen, diikuti oleh kelas berat Woodside Petroleum Ltd naik 1,9 persen.

Penambang-penambang utama meningkat 1,06 persen dipimpin oleh pemasok lithium-boron Ioneer Ltd yang melambung 7,58 persen, diikuti oleh penambang lithium Pilbara Minerals Ltd melonjak 7,32 persen.

Sub-sektor uranium juga naik setelah harga spot mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun karena permintaan telah dihidupkan kembali oleh dorongan untuk bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Produsen uranium Deep Yellow melesat 28,8 persen, mencapai tertinggi dalam lebih dari delapan tahun.

Sementara itu, indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru tergelincir 0,05 persen menjadi berakhir pada 13.064,4 poin.

Baca juga: Saham unggulan China ditutup jatuh, dipicu data kredit mengecewakan