Jakarta (ANTARA News) - Air susu ibu meningkatkan kecerdasan dan potensi akademik anak laki-laki, tetapi tidak pada anak perempuan, demikian sebuah hasil penelitian terbaru seperti dikutip New Scientist, Selasa.

Wendy Oddy dari Institute Telethon untuk Penelitian Kesehatan Anak di Subiaco, Australia Barat, dan sejumlah mitra, menguji apakah menyusui mempengaruhi lebih dari seribu anak yang berumur 10 tahun.

Penelitian itu membuktikan bahwa anak yang disusui memiliki IQ yang lebih tinggi daripada yang tidak disusui, tetapi hasilnya berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Ibu-ibu yang menyusui rata-rata lebih sejahtera dan berpendidikan, begitu hasil riset tim pimpinan Oddy tersebut.

Anak laki yang disusui selama paling kurang enam bulan mencatat hasil tes matematika dan menulis 9 persen lebih tinggi, tujuh persen lebih tinggi dalam mengeja dan enam persen lebih tinggi dalam membaca, dibandingkan anak laki yang mengkonsumsi susu formula atau masa penyusuannya lebih singkat.

Tapi pada anak perempuan pengaruhnya tidak terlalu signifikan.

"Kita tahu bahwa air susu mengandung nutrisi yang optimal untuk perkembangan otak dan sistem saraf," kata Oddy. Namun perbedaan gender mengejutkan.

Kaitan hormon

Oddy menekankan bahwa penelitian-penelitian lainnya menunjukkan anak laki-laki lebih rentan terkena stres dan kesulitan selama periode kritis perkembangan otak.

Dia berspekulasi bahwa ini mungkin terjadi karena anak perempuan lebih terlindungi oleh tingkat estrogen yang tinggi selama masa kanak-kanak.

Dia mengatakan kinerja akademik yang meningkat pada anak laki yang bisa dijelaskan oleh estrogen dalam ASI, memiliki efek neuro-protektif serupa.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam lemak yang unik pada ASI yang dijelaskan oleh penelitian menunjukan bahwa hal itu dapat membantu bayi menjadi lebih cerdas.

Benar atau tidak asam lemak membantu peningkatan IQ mungkin berhubungan dengan keberadaan varian gen tertentu yang terlibat dalam prosesnya.

Uji coba acak besar yang ditempuh oleh Michael Kramer pada Universitas McGill di Montreal, Kanada, menyimpulkan bahwa masa menyusui yang lama berkaitan dengan IQ yang lebih tinggi dan peringkat akademis anak-anak di Belarusia yang berusia enam tahun, tapi tak ada perbedaan kelamin.

"Hasil penelitian memperkuat bukti bahwa penyusuan yang lebih lama dan eksklusif bermanfaat terhadap perkembangan kognitif," kata Kramer.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif setidaknya selama enam bulan, dan menyatakan kegagalan melakukan ini dapat menghalangi perkembangan intelektual dan sosial anak. (*)

New Scientist/Adam/Jafar