Mensos Risma ikuti simulasi hadapi bencana tsunami di Pantai Pacitan
11 September 2021 18:28 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini (tengah) mengikuti proses evakuasi warga di area terdampak bencana tsunami di Pelabuhan Tamperan, Pacitan, Sabtu (11/9/2021) (ANTARA/HO - Foto Humas Kemensos)
Pacitan, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Risma Harini dan beberapa staf mengikuti ratusan warga menyelamatkan diri dari bencana tsunami yang disimulasikan terjadi di kawasan pesisir Pantai Pacitan, Jawa Timur, Sabtu.
Mantan Wali Kota Surabaya itu bahkan ikut berlari, berbaur dengan warga terdampak bencana begitu sirine sistem peringatan dini atau "early warning system" berbunyi meraung-raung di Pelabuhan Tamperan. Risma dan ratusan warga sontak berlari ke arah bukit terdekat.
Hujan gerimis yang mengguyur tak sedikitpun mengurangi drama kegentingan atau kegawatdaruratan bencana yang sedang disimulasikan.
Baca juga: Mensos tekankan kesiapsiagaan tsunami di Pacitan
Puluhan petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) juga tampak sigap melakukan upaya evakuasi, membantu warga menyelamatkan diri dari dampak bencana tsunami.
Berdasar teori mitigasi, waktu yang dimiliki warga di daerah terdampak hanya ada 20 menit sebelum tsunami datang mengancam jiwa.
Dalam simulasi juga tersedia berbagai perangkat dan peralatan mitigasi, seperti tenda, alas tidur, makanan, mobil dapur umum lapangan dan truk tangki air.
"Simulasi dilakukan di Pacitan karena memang di sini diperhitungkan paling tinggi dampak dari bencana. Mudah-mudahan tidak terjadi. Tapi kalau memang terjadi diharapkan dampaknya bisa diminimalkan," kata Mensos dalam paparannya usai simulasi.
Baca juga: Mensos Risma surati Bupati Sleman soal DTKS
Mensos menekankan kepada kecepatan evakuasi warga saat bencana terjadi. Usai menjajal evakuasi, Mensos memberikan pesan kepada Tagana, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk memastikan lebih detil jalur evakuasi, termasuk di tengah kota yang padat penduduk.
Mensos juga berpesan kepada pemerintah daerah dan pilar sosial untuk memperhatikan serius penyelamatan terhadap kelompok rentan, termasuk lanjut usia.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos bersama Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menuju ke titik-titik evakuasi yang ditentukan.
Baca juga: Risma minta Pemda imbangi akselerasi dan akurasi pembaruan DTKS
Mensos memimpin pertemuan kecil memverifikasi peta data dengan kondisi lapangan di pinggir sungai di kawasan Dusun Babakan, Desa Kembang.
Kepada Bupati, Mensos berpesan untuk menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul warga masyarakat. Pertemuan kecil menyepakati ada 12 titik evakuasi warga yang menjadi informasi bagi Kemensos untuk mengirimkan "bufferstock".
Kegiatan simulasi evakuasi menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Pacitan tersebut merupakan bagian dari langkah mitigasi bencana. Upaya mitigasi bencana dilakukan dengan memperhatikan hasil studi BMKG.
Baca juga: Mensos: Tuntaskan bansos belum tersalurkan di wilayah Semarang
Dalam kegiatan itu, disimulasikan telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8,7, epicenter 300 kilometer Tenggara Pacitan dan kedalaman 19 kilometer.
Gempa bumi menimbulkan tsunami yang berdampak pada seluruh pesisir Jawa Timur termasuk wilayah Pacitan dengan ketinggian gelombang tsunami 25-28 meter dari muka air laut di tepi pantai.
Baca juga: Bupati Batang ungkap 7.456 penerima KKS bersaldo nol
Mantan Wali Kota Surabaya itu bahkan ikut berlari, berbaur dengan warga terdampak bencana begitu sirine sistem peringatan dini atau "early warning system" berbunyi meraung-raung di Pelabuhan Tamperan. Risma dan ratusan warga sontak berlari ke arah bukit terdekat.
Hujan gerimis yang mengguyur tak sedikitpun mengurangi drama kegentingan atau kegawatdaruratan bencana yang sedang disimulasikan.
Baca juga: Mensos tekankan kesiapsiagaan tsunami di Pacitan
Puluhan petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) juga tampak sigap melakukan upaya evakuasi, membantu warga menyelamatkan diri dari dampak bencana tsunami.
Berdasar teori mitigasi, waktu yang dimiliki warga di daerah terdampak hanya ada 20 menit sebelum tsunami datang mengancam jiwa.
Dalam simulasi juga tersedia berbagai perangkat dan peralatan mitigasi, seperti tenda, alas tidur, makanan, mobil dapur umum lapangan dan truk tangki air.
"Simulasi dilakukan di Pacitan karena memang di sini diperhitungkan paling tinggi dampak dari bencana. Mudah-mudahan tidak terjadi. Tapi kalau memang terjadi diharapkan dampaknya bisa diminimalkan," kata Mensos dalam paparannya usai simulasi.
Baca juga: Mensos Risma surati Bupati Sleman soal DTKS
Mensos menekankan kepada kecepatan evakuasi warga saat bencana terjadi. Usai menjajal evakuasi, Mensos memberikan pesan kepada Tagana, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk memastikan lebih detil jalur evakuasi, termasuk di tengah kota yang padat penduduk.
Mensos juga berpesan kepada pemerintah daerah dan pilar sosial untuk memperhatikan serius penyelamatan terhadap kelompok rentan, termasuk lanjut usia.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos bersama Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menuju ke titik-titik evakuasi yang ditentukan.
Baca juga: Risma minta Pemda imbangi akselerasi dan akurasi pembaruan DTKS
Mensos memimpin pertemuan kecil memverifikasi peta data dengan kondisi lapangan di pinggir sungai di kawasan Dusun Babakan, Desa Kembang.
Kepada Bupati, Mensos berpesan untuk menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul warga masyarakat. Pertemuan kecil menyepakati ada 12 titik evakuasi warga yang menjadi informasi bagi Kemensos untuk mengirimkan "bufferstock".
Kegiatan simulasi evakuasi menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Pacitan tersebut merupakan bagian dari langkah mitigasi bencana. Upaya mitigasi bencana dilakukan dengan memperhatikan hasil studi BMKG.
Baca juga: Mensos: Tuntaskan bansos belum tersalurkan di wilayah Semarang
Dalam kegiatan itu, disimulasikan telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8,7, epicenter 300 kilometer Tenggara Pacitan dan kedalaman 19 kilometer.
Gempa bumi menimbulkan tsunami yang berdampak pada seluruh pesisir Jawa Timur termasuk wilayah Pacitan dengan ketinggian gelombang tsunami 25-28 meter dari muka air laut di tepi pantai.
Baca juga: Bupati Batang ungkap 7.456 penerima KKS bersaldo nol
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: