Jakarta (ANTARA news) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore, turun 10 poin setelah pelaku pasar mengurangi tekanan jual terhadap mata uang Indonesia tersebut.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi 9.035/9.045 dari sebelumnya 9.020/9.030 per dolar AS.

Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga mengatakan, tekanan terhadap rupiah berkurang karena aksi lepas rupiah mengendor.

Pelaku pasar mengurangi aksi lepas terhadap rupiah sehingga posisi rupiah berada dalam kisaran yang ketat, katanya.

Rupiah, menurut dia, sepanjang pekan akan kembali terkoreksi, karena pasar eksternal masih terus tertekan.

Pasar global masih tak menentu, karena pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa masih belum stabil, ucapnya.

Apabila, lanjut dia pelaku pasar mengalihkan investasi ke pasar lain dan menguatnya harga minyak mentah yang diperkirakan mencapai 100 dolar (saat ini 89-90 dolar), maka rupiah akan terus merosot jauh sekali.

"Karena itu pemerintah harus segera melakukan kebijakan baru dalam upaya mengatasi beban tersebut apabila ini terjadi," ucapnya.

Untuk tahun 2011, menurut dia investasi asing masih tertuju ke pasar Indonesia yang dinilai lebih baik terutama untuk bermain di pasar saham.

Namun pada 2012 dikhawatirkan pasar mulai berubah dan pelaku asing mengalihkan investasi ke pasar yang lebih menguntungkan, katanya.

Rupiah saat ini masih berkisar 9.000/9.100 per dolar dalam kisaran sempit, tambahnya.

(H-CS/S026)