Yogyakarta (ANTARA News) - Sepuluh seniman tato di Yogyakarta, Minggu menggelar aksi pembuatan tato massal bergambar lambang Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman sebagai bentuk dukungan keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pembuatan tato tersebut juga sebagai protes terhadap pemerintah yang dinilai mempermainkan warga Yogyakarta yang menghendaki penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Adipati Paku Alam IX sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY.

Gerakan seniman tato yang berlangsung di kompleks Benteng Vredeburg Yogyakarta tersebut dilakukan dengan pembuatan tato gratis bagi siapa saja yang ingin membuat tato bergambar lambang keraton dan Pakualaman.

"Seniman-seniman tato itu mencintai Yogyakarta, dan merasa menjadi bagian dari `organ tubuh` daerah istimewa ini," kata Pimpinan Java Tato Club Athonk Sapto Raharjo disela sela aksi tersebut.

Oleh karena itu, kata dia ketika ada `organ tubuh` Yogyakarta merasa disakiti, maka `organ` lain juga akan merasakan sakitnya.

"Karena tersakiti itulah mereka melakukan reaksi sebagai respon atas aksi pemerintah yang dirasa melukai keistimewaan DIY," katanya.

Menurut dia, seniman-seniman tato yang beraksi pada 19 Desember itu, menuntut penetapan Sultan yang merupakan ciri utama keistimewaan DIY.

"Ciri tersebut sudah melekat dan tidak dapat diganggu gugat. Selama ini kami merasa diayomi oleh Sultan sebagai raja maupun gubernur, sehingga kami bebas berekspresi dan berkesenian," katanya.

Ia mengatakan selain seniman tato asal Yogyakarta, aksi tersebut juga diikuti seniman asal luar Yogyakarta, di antaranya dari Salatiga dan Semarang.

"Kami betul-betul jengkel dengan permainan yang tidak menghargai sejarah," katanya.(*)

ANT/H008