Penjaga Perdamaian Tetap di Pantai Gading
19 Desember 2010 10:42 WIB
Para pendukung mantan Perdana Menteri dan kandidat presiden dari Rally of the Republicans (RDR) Alassane Ouattara bergembira di jalan di Gagnoa, kampung halaman kandidat lawan dari Ivorian Popular Front0FPI) dan Presiden saat ini Laurent Gbaggo, sebelah barat Pantai Gading, Kamis (2/12). Pantai Gadinng menutup semua perbatasan pada hari Kamis setelah komisi pemilihan mengumumkan Ouattara sang penantang sebagai pemenang sementara dalam pemilihan presiden, sebuah hasil penolakan badan hukum tertinggi. (FOTO ANTARA/REUTERS/Luc Gnago)
PBB (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon Sabtu menolak permintaan pemimpin Pantai Gading Laurent Gbagbo agar pasukan penjaga perdamaian PBB meninggalkan negara itu dan memperingatkan "konsekuensi" atas serangan terhadap tentara pemerintah, kata juru bicaranya.
Misi PBB, UNOCI, "akan memenuhi mandatnya dan akan terus memantau serta mencatat setiap pelanggaran hak asasi manusia, hasutan untuk kebencian dan kekerasan, atau serangan-serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.
Gbagbo mengatakan sebelumnya bahwa pasukan PBB dan pasukan Prancis di Pantai Gading harus meninggalkan negara itu, menuduh mereka mendukung saingannya Alassane Ouattara, yang telah diakui oleh PBB dan lembaga-lembaga internasional utama sebagai presiden yang sah.
Ban "sangat prihatin tentang serangan terhadap patroli PBB dan penjaga di Markas Besar UNOCI yang dilakukan oleh unsur-unsur pasukan keamanan Pantai Gading yang tampaknya setia kepada Gbagbo, dan serangan terhadap pengamat militer PBB oleh `Young Patriots` pada Sabtu, 18 Desember, yang menyebabkan dua pengamat militer cedera."
Pernyataan itu menambahkan: "akan ada konsekuensi bagi mereka yang telah melakukan atau mengatur tindakan tersebut di masa depan."(*)
AFP/H-AK/A023
Misi PBB, UNOCI, "akan memenuhi mandatnya dan akan terus memantau serta mencatat setiap pelanggaran hak asasi manusia, hasutan untuk kebencian dan kekerasan, atau serangan-serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.
Gbagbo mengatakan sebelumnya bahwa pasukan PBB dan pasukan Prancis di Pantai Gading harus meninggalkan negara itu, menuduh mereka mendukung saingannya Alassane Ouattara, yang telah diakui oleh PBB dan lembaga-lembaga internasional utama sebagai presiden yang sah.
Ban "sangat prihatin tentang serangan terhadap patroli PBB dan penjaga di Markas Besar UNOCI yang dilakukan oleh unsur-unsur pasukan keamanan Pantai Gading yang tampaknya setia kepada Gbagbo, dan serangan terhadap pengamat militer PBB oleh `Young Patriots` pada Sabtu, 18 Desember, yang menyebabkan dua pengamat militer cedera."
Pernyataan itu menambahkan: "akan ada konsekuensi bagi mereka yang telah melakukan atau mengatur tindakan tersebut di masa depan."(*)
AFP/H-AK/A023
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: