Hanya bergaji Rp60 ribu, seorang guru di Solok jualan kerupuk keliling
9 September 2021 19:57 WIB
Salah seorang guru honorer di salah satu sekolah swasta, Kota Solok, Sumatera Barat Doni Alfiz hendak berkeliling menjual kerupuk. (Antara/HO-Act Solok)
Solok (ANTARA) - Seorang guru honorer di salah satu sekolah swasta, Kota Solok, Sumatera Barat, Doni Alfiz yang telah mengajar selama 11 tahun lamanya terpaksa berjualan kerupuk keliling karena hanya memperoleh honor Rp60 ribu per bulan.
"Mendapatkan honor hanya Rp60 ribu per bulan tentu tidak mencukupi kebutuhan saya dan keluarga," kata dia di Solok, Kamis.
Doni hanya mendapatkan honor Rp60 ribu per bulan lantaran jumlah murid di sekolah swasta itu masih sedikit. Kendati demikian hal itu tidak menyurutkan semangat Doni untuk berbagi ilmu ke murid-murid di sana.
Selain menjadi guru honorer, Doni terpaksa berjualan kerupuk keliling setiap harinya untuk menambah penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca juga: Guru honorer di Gunung Kidul diberi santunan ACT via Program SGI
Baca juga: ACT akan perluas program Sahabat Guru Indonesia
Atas semangat dan keikhlasannya mengajar, Doni pun menerima bantuan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) cabang Solok, Sumatera Barat melalui program sahabat guru Indonesia (SGI) untuk para guru honor.
Ia bersyukur atas bantuan yang telah diberikan terhadapnya dan ia berharap semoga dengan adanya program SGI dari ACT ini dapat menjadi penyemangat baginya dan para guru honorer lainnya.
"Semoga menjadi penyemangat bagi kami untuk terus mendidik anak murid kami serta menjadi ladang amal ibadah bagi para sahabat dermawan yang telah peduli dengan kami selaku guru honorer," ucap dia.
Selain itu, ia juga berharap agar program tersebut terus berlanjut ke depannya sehingga terus menjadi motivasi penyemangat bagi mereka dan juga murid mereka.
Ketua ACT cabang Solok Tengku Dewan melalui tim Program ACT Solok Chahyo Shaputra mengatakan bantuan biaya hidup untuk para guru honorer tersebut bertujuan untuk menyejahterakan kehidupan mereka.
"Kita melihat karena saat ini masih banyak guru honorer yang mendapatkan penghasilan minim, bahkan di bawah UMR," ujar dia.
Ia menyebutkan ada pun penerima manfaat yang mendapatkan bantuan biaya hidup dari program ini adalah sebanyak enam guru di Kota Solok, yakni Yuliasmi, Okta Ariska, Tuti, Rina, Yernifa dan Doni Alfiz.
Selain itu, ia mengatakan bantuan yang diberikan berupa uang tunai senilai Rp500 ribu per orang. Ia berharap semoga dengan bantuan itu dapat memberikan dampak baik bagi para guru yang sudah mengabdi rata-rata di atas 10 tahun.
“Harapan ke depannya semoga program sahabat guru Indonesia (SGI) ini dapat menjangkau hingga pelosok Kota dan Kabupaten Solok,” ujar dia.
Act Solok, Kata dia, memprioritaskan bantuan untuk guru honorer yang sudah mengabdi lebih dari sepuluh tahun dan mempunyai penghasilan minim sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas guru dalam mencerdaskan anak-anak di lingkungannya.*
Baca juga: ACT bantu usaha mikro dan guru honorer di Sulawesi Tengah
Baca juga: ACT salurkan bantuan biaya hidup guru di Maluku
"Mendapatkan honor hanya Rp60 ribu per bulan tentu tidak mencukupi kebutuhan saya dan keluarga," kata dia di Solok, Kamis.
Doni hanya mendapatkan honor Rp60 ribu per bulan lantaran jumlah murid di sekolah swasta itu masih sedikit. Kendati demikian hal itu tidak menyurutkan semangat Doni untuk berbagi ilmu ke murid-murid di sana.
Selain menjadi guru honorer, Doni terpaksa berjualan kerupuk keliling setiap harinya untuk menambah penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca juga: Guru honorer di Gunung Kidul diberi santunan ACT via Program SGI
Baca juga: ACT akan perluas program Sahabat Guru Indonesia
Atas semangat dan keikhlasannya mengajar, Doni pun menerima bantuan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) cabang Solok, Sumatera Barat melalui program sahabat guru Indonesia (SGI) untuk para guru honor.
Ia bersyukur atas bantuan yang telah diberikan terhadapnya dan ia berharap semoga dengan adanya program SGI dari ACT ini dapat menjadi penyemangat baginya dan para guru honorer lainnya.
"Semoga menjadi penyemangat bagi kami untuk terus mendidik anak murid kami serta menjadi ladang amal ibadah bagi para sahabat dermawan yang telah peduli dengan kami selaku guru honorer," ucap dia.
Selain itu, ia juga berharap agar program tersebut terus berlanjut ke depannya sehingga terus menjadi motivasi penyemangat bagi mereka dan juga murid mereka.
Ketua ACT cabang Solok Tengku Dewan melalui tim Program ACT Solok Chahyo Shaputra mengatakan bantuan biaya hidup untuk para guru honorer tersebut bertujuan untuk menyejahterakan kehidupan mereka.
"Kita melihat karena saat ini masih banyak guru honorer yang mendapatkan penghasilan minim, bahkan di bawah UMR," ujar dia.
Ia menyebutkan ada pun penerima manfaat yang mendapatkan bantuan biaya hidup dari program ini adalah sebanyak enam guru di Kota Solok, yakni Yuliasmi, Okta Ariska, Tuti, Rina, Yernifa dan Doni Alfiz.
Selain itu, ia mengatakan bantuan yang diberikan berupa uang tunai senilai Rp500 ribu per orang. Ia berharap semoga dengan bantuan itu dapat memberikan dampak baik bagi para guru yang sudah mengabdi rata-rata di atas 10 tahun.
“Harapan ke depannya semoga program sahabat guru Indonesia (SGI) ini dapat menjangkau hingga pelosok Kota dan Kabupaten Solok,” ujar dia.
Act Solok, Kata dia, memprioritaskan bantuan untuk guru honorer yang sudah mengabdi lebih dari sepuluh tahun dan mempunyai penghasilan minim sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas guru dalam mencerdaskan anak-anak di lingkungannya.*
Baca juga: ACT bantu usaha mikro dan guru honorer di Sulawesi Tengah
Baca juga: ACT salurkan bantuan biaya hidup guru di Maluku
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: