Pekanbaru (ANTARA News) - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar, mengharapkan agar merger antara Flexi dan Esia tidak dipaksakan terutama jika karyawan tidak menyetujuinya.

"Merger yang akan dilakukan bukan berasal dari pihak manajemen dan jika dilakukan terjadi restrukturisasi luar biasa. Jadi perlu ada win-win solution dalam permasalahan . Dari pihak BUMN sendiri sama sekali tidak ada intervensi dalam hal ini," ujar Mustafa di Pekanbaru, Jumat pagi.

Ia mengatakan dalam upaya merger ini tidak ada upaya antikorporasi. Menurutnya jika karyawan belum setuju dengan upaya merger ini, pihaknya meminta untuk tidak dilakukan. Ia mengharapkan pihak manajemen menampung apa yang disuarakan oleh karyawannya.

"Pihak manajemen harus mengkondisikan hal ini, sehingga apapun keputusannya nanti akan baik bagi manajemen maupun karyawan. Tidak ada target khusus dalam hal ini," kata dia.

Rencana merger antara Flexi dan Esia ini mendapat penolakan dari Serikat Karyawan (Sekar) Telkom di berbagai daerah sejak beberapa hari yang lalu. Dalam aksinya Sekar Telkom meminta merger tersebut tetap harus dibatalkan. Jika merger dilakukan ditenggarai Telkom Flexi akan beralih ke pihak asing. (ANT/K004)