Harga Emas di Pagaralam Capai Rp2,8 Juta/6,7Gram
17 Desember 2010 07:29 WIB
Seorang polisi memperlihatkan barang bukti berupa berupa perhiasan emas yang diamankan bersama salah seorang tersangka pembobol toko emas, Fandi, di Mapolsekta Tallo Makassar (ANTARA/Yusran Uccang)
Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Harga emas perhiasan 24 karat di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan terus mengalami kenaikan dari Rp2,3 juta menjadi Rp2,5 juta dan kini mencapai Rp2,8 juta per suku (1 suku=6,7 gram).
Menurut Anggun (23), salah seorang pemilik toko emas perhiasan di Pasar Pagaralam, Jumat, mengatakan naiknya harga logam mulia tersebut bisa jadi disebabkan pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasaran internasional.
Selain itu, kata dia, kenaikan tersebut juga dipengaruhi meningkatnya permintaan konsumen terhadap logam mulia di pasaran, menyusul mulai membaik beberapa harga komoditas unggulan petani daerah setempat, seperti karet, buah sawit mentah (tbs) dan kakao.
"Warga di sini sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi, ternak, karet, tbs, kakao dan sayuran, sehingga ketika harga komoditas andalan itu di pasaran meningkat, seperti biasa permintaan emas perhiasan juga ikut melonjak," kata dia.
Menurut Cece (45), pemilik toko emas "Naga Emas", bila harga kopi dan beras naik, daya beli warga di "Bumi Besemah" itu dengan logam mulai berbagai jenis seperti kalung, gelang, cincin dan antingan ikut meningkat.
"Khusus di Kota Pagaralam, sejak harga emas perhiasan naik, baik yang membeli maupun menjual kembali perhiasan simpanan, tampaknya seimbang, karena harga berbagai komoditas andalan tersebut juga naik," kata dia.
Namun yang jelas, kata dia, sekarang di Pagaralam banyak warga melakukan pernikahan, sehingga membuat permintaan emas perhiasan meningkat meskipun harga tinggi.
Memang disatu sisi penjual yang untung, tapi bagi masyarakat membutuhkan terutama untuk membayar maskawin saat pernikahaan keluarga tentunya sangat memberatkan, karena membutuhkan tidak sedikit antara lima hingga sepuluh suku, kata Broni, warga Nendagung Pagaralam Selatan. (ANT-127/K004)
Menurut Anggun (23), salah seorang pemilik toko emas perhiasan di Pasar Pagaralam, Jumat, mengatakan naiknya harga logam mulia tersebut bisa jadi disebabkan pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasaran internasional.
Selain itu, kata dia, kenaikan tersebut juga dipengaruhi meningkatnya permintaan konsumen terhadap logam mulia di pasaran, menyusul mulai membaik beberapa harga komoditas unggulan petani daerah setempat, seperti karet, buah sawit mentah (tbs) dan kakao.
"Warga di sini sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi, ternak, karet, tbs, kakao dan sayuran, sehingga ketika harga komoditas andalan itu di pasaran meningkat, seperti biasa permintaan emas perhiasan juga ikut melonjak," kata dia.
Menurut Cece (45), pemilik toko emas "Naga Emas", bila harga kopi dan beras naik, daya beli warga di "Bumi Besemah" itu dengan logam mulai berbagai jenis seperti kalung, gelang, cincin dan antingan ikut meningkat.
"Khusus di Kota Pagaralam, sejak harga emas perhiasan naik, baik yang membeli maupun menjual kembali perhiasan simpanan, tampaknya seimbang, karena harga berbagai komoditas andalan tersebut juga naik," kata dia.
Namun yang jelas, kata dia, sekarang di Pagaralam banyak warga melakukan pernikahan, sehingga membuat permintaan emas perhiasan meningkat meskipun harga tinggi.
Memang disatu sisi penjual yang untung, tapi bagi masyarakat membutuhkan terutama untuk membayar maskawin saat pernikahaan keluarga tentunya sangat memberatkan, karena membutuhkan tidak sedikit antara lima hingga sepuluh suku, kata Broni, warga Nendagung Pagaralam Selatan. (ANT-127/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: