Mataram (ANTARA) - Anggota Komisi III DPR RI Sari Yuliati berharap semua pihak tidak berspekulasi soal terjadinya kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, Kota Tangerang, Banten pada Rabu (8/9) dini hari yang mengakibatkan 44 warga binaan menjadi korban meninggal.
"Saya berharap masyarakat tidak berspekulasi atas kejadian kebakaran ini dan menunggu hasil investigasi," kata Sari Yuliati dalam keterangan tertulis diterima wartawan, di Mataram, Kamis.
Baca juga: LPSK sebut negara harus bertanggung jawab atas insiden kebakaran lapas
Sari Yuliati juga menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang.
"Saya menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban yang ditinggalkan atas musibah ini. Kehilangan 44 nyawa warga binaan bukan hal yang sepele. Saya apresiasi reaksi cepat Puslabfor Polri, Polda Metro Jaya juga Kapolda Metro Jaya Pak Fadil Imran yang turun langsung ke TKP dini hari untuk melakukan investigasi," ujar dia pula.
Anggota DPR RI dari Dapil NTB 2 Pulau Lombok ini, juga menyoroti persoalan over capacity yang terjadi pada lapas di Indonesia yang menjadi permasalahan klasik, namun belum juga terurai.
"Permasalahan over capacity ini kan permasalahan klasik pada lapas di Indonesia, pembenahan yang serius dari hulu yaitu tentang undang-undang sampai ke hilir dalam bentuk fisik lapas mutlak dilakukan untuk perbaikan kondisi lapas ke depannya," katanya.
Kebakaran terjadi di Lapas Kelas I Tangerang di Blok C2. Penghuni tahanan di Lapas Tangerang sebanyak 2.072 orang. Sedangkan di Blok C2 yang dilalap api dihuni oleh 122 orang yang menyebabkan tewasnya 44 warga binaan.
Baca juga: Korban kebakaran di Lapas Tangerang bertambah tiga orang
Baca juga: Satu korban kebakaran di Lapas Tangerang berhasil diidentifikasi
Anggota DPR berharap semua pihak tak berspekulasi soal kebakaran lapas
9 September 2021 15:27 WIB
Anggota Komisi III DPR RI Dapil NTB 2 Pulau Lombok Sari Yuliati. ANTARA/Nur Imansyah
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: