Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi, turun 11 poin menjadi Rp9.030-Rp9.040 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.019-Rp9.029 karena pelaku pasar kembali melepas rupiah.

Direktur Currency Management Group, Farial Anwar, di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar kembali melepas rupiah yang terpicu oleh merosotnya pasar eksternal.

Merosotnya saham-saham di Wall Street yang diikuti bursa regional mengakibatkan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) turun tajam, katanya.

Rupiah, menurut dia, sejak awal pekan terus melemah hingga menjauhi angka Rp9.000 per dolar AS. Mata uang Indonesia itu sebelumnya sempat berada di bawah Rp9.000 per dolar yakni sebesar Rp8.875 per dolar AS.

Mata uang Indonesia kemungkinan pada Kamis siang akan bergerak turun karena faktor negatif pasar makin kuat, ucapnya.

Ia mengatakan, penurunan rupiah itu hanya sementara saja karena pelaku pasar khususnya asing masih bertahan di pasar domestik.

Pelaku asing masih menahan diri belum masuk ke pasar karena mereka menunggu isu mengenai krisis keuangan di kawasan Eropa dan kondisi Amerika Serikat yang tidak menentu.

Krisis finansial di Irlandia lebih mengkhawatirkan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) menunda memberikan dana talangan ke Irlandia.

Sedangkan di Amerika Serikat, Bank Sentral AS (The Fed) akan tetap melakukan pembelian obligasi pemerintah senilai 600 miliar dolar AS, katanya.

Karena itu, lanjut dia, peluang rupiah untuk naik lagi masih cukup besar, namun waktu untuk bergerak belum dapat dipastikan kapan terjadinya.

"Kami optimistis rupiah masih ada ruang untuk bergerak naik, " kata Farial Anwar.
(CS/B010)