Bojonegoro (ANTARA News) - Tim audisi "Bendera Sobek" dengan sutradara Dwi Ilalang, mencari pemain flim di Bojonegoro, Jawa TImur, dengan membuka pendaftaran di panggung Malowopati, Radio Pemkab Bojonegoro, selama sepekan.

"Sudah tiga hari ini kami membuka audisi di Bojonegoro, sudah ada 40 pendaftar yang mengikuti audisi," kata Koordinator Tim II Unit Lokasi kejar Bintang Bendera Sobek, Moch Yunus, di Bojonegoro, Rabu.

Dia menjelaskan, sebelum ini, pihaknya sudah mengelar audisi di Surabaya, Gresik, Tuban dan Lamongan. Dalam pembuatan film Bendera Sobek, untuk mencari para pemain dilakukan oleh lima tim yang membuka audisi di berbagai daerah di Jatim.

Dalam pembuatan film tersebut, direncanakan akan dimulai 15 Januari 2011 dengan mengambil lokasi terbanyak di Surabaya, di antaranya di Hotel Orange (Hotel Majapahit).

Pembuatan film dengan judul Bendera Sobek, diperkirakan membutuhkan pemain antara 2.000 hingga 3.000 orang, mulai peran utama, pembantu hingga figuran.

Proses pembuatan film diperkirakan membutuhkan waktu sebulan. Proses lainnya, seperti penyuntingan, berkisar tiga bulan, sebelum akhirnya film ditayangkan di sebuah stasiun TV.

"Pemainnya tidak ada yang mengambil dari tokoh film yang sudah terkenal," katanya mengungkapkan.

Menurut dia, dalam film tersebut, mulai pemeran utama, pembantu atau figuran, semuanya diambilkan dari mereka yang terpilih dalam proses audisi. Menyusul audisi, mereka yang terpilih akan mendapatkan pelatihan peran secara singkat, sebelum pelaksanaan pengambilan gambar dimulai.

"Bisa jadi lokasi shooting juga mengambil lokasi daerah lain di Jatim, tidak hanya di Surabaya," ucapnya.

Menjawab pertanyaan wartawan mengenai kisah Bendera Sobek tersebut, berbeda dengan kisah Hasduk Berpola yang pernah ditawarkan pembuatannya di Bojonegoro, yang juga dengan sutradara Dwi Ilalang.

Dalam film Bendera Sobek, maka penekanan kisah alur ceritera mengenai perjuangan, sedangkan Hasduk Berpola, yang kisahnya disusun Bagas Dwi Bawono, warga asal Bojonegoro tersebut, mengenai pendidikan dan masalah sosial.

"Yang jelas, kisah film bendera sobek dan hasduk berpola, berbeda," katanya menambahkan.
(T.KR-SASC004/P003)