Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina optimistis seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum di wilayah Jabodetabek sudah siap menjual bahan bakar jenis pertamax sebelum akhir Maret 2011.

Juru bicara Pertamina Mochamad Harun di Jakarta Selasa mengatakan, sekarang dari 720 SPBU yang ada di Jabodetabek, 530 unit diantaranya sudah menjual pertamax, sedangkan 149 SPBU lainnya akan dikonversi untuk siap menjual pertamax dan 21 SPBU akan ditambah tangki pendam pertamax.

"Dengan demikian, kami optimistis sebelum akhir kuartal pertama 2011, semua SPBU sudah bisa menjual pertamax," katanya.

Pemerintah dan DPR pada Selasa menyepakati pemberlakuan pembatasan BBM bersubsidi mulai Maret 2011 untuk jenis premium di wilayah Jabodetabek.

Kesepakatan dicapai dalam rapat Komisi VII DPR dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri ESDM Darwin Saleh, dan Menteri Keuangan Agus Martowardoyo.

Dengan kesepakatan tersebut, maka mulai Maret 2011 seluruh mobil pribadi tidak boleh memakai premium bersubsidi, tapi mesti pertamax.

Menurut Harun, dalam sisa waktu tiga bulan ke depan, Pertamina akan menyiapkan infrastruktur pendukung program pengendalian BBM bersubsidi di wilayah Jabodetabek sebaik-baiknya.

Selain SPBU, infrastruktur lain yang disiapkan adalah Kilang Balongan di Indramayu, Jabar yang memproduksi pertamax dan Depot Plumpang, Jakarta Utara yang menyalurkan pertamax ke SPBU.

Harun juga meminta masyarakat tidak panik dan tetap membeli BBM bersubsidi sesuai dengan kebutuhan.

Pertamina, lanjutnya, akan tetap menyalurkan BBM bersubsidi sampai Maret 2011 seperti biasa dengan alokasi kuota sesuai APBN 2011 yang ditetapkan sebesar 38,59 juta kiloliter.

Tingkat konsumsi pertamax di wilayah Jabodetabek saat ini mencapai 1.800-2.000 kiloliter per hari, sedangkan stok nasional pertamax berkisar di level 40 hari dan pertamax plus lebih dari 65 hari.

Pembatasan merupakan amanat UU No 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011 yang meminta pemerintah mengatur pemakaian BBM subsidi secara bertahap agar lebih tepat volume dan sasaran.

Sesuai amanat APBN 2011, kuota BBM subsidi ditetapkan 38,6 juta kiloliter.

(K007*S025/S026)