Satgas COVID-19: Varian Mu belum ditemukan di Indonesia
7 September 2021 19:52 WIB
Tangkapan layar Ketua Tim Pakar Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito saat melaporkan perkembangan COVID-19 di Indonesia yang diikuti melalui kanal YouTube BNPB dari Jakarta, Selasa (7/9/2021). ANTARA/Andi Firdaus.
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut virus SARS-CoV-2 varian Mu atau B1621 belum ditemukan di Indonesia.
"Data 'Whole Genome Sequencing' (WGS) per 6 September 2021 menyebutkan bahwa varian Mu tidak ditemukan di Indonesia," kata Wiku melalui konferensi video di Jakarta pada Selasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan menyatakan varian MU atau B1621 masuk ke varian virus COVID-19 ke kategori Variant of Interest (VoI).
VoI adalah varian virus SARS-CoV-2 yang memiliki kemampuan genetik yang dapat mempengaruhi karakteristik virus. Kemampuan tersebut dapat mempengaruhi tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, hingga kemampuan menghindari diagnostik maupun pengobatan.
"Varian Mu atau B1621 merupakan varian yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021, varian ini kemudian ditetapkan sebagai varian yang diamati oleh WHO pada 30 Agustus 2021," tambah Wiku.
Varian tersebut menurut Wiku sudah mengalami perubahan pada susunan genetikanya dan diprediksi dapat memperbarui karakteristik virus.
"Dengan demikian indikasi karakteristik MU seperti lebih ganas dibanding Delta masih merupakan perkiraan dan masih terus diteliti lebih dalam," ungkap Wiku.
Baca juga: Wamenkes: Varian Mu belum terdeteksi di Indonesia
Baca juga: Kemenhub siapkan langkah cegah masuknya varian baru COVID-19
Menurut Wiku, pemerintah berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar Indonesia melalui pengetatan kebijakan karantina internasional, entry dan exit testing serta persyaratan vaksin.
"Pemerintah juga mencegah munculnya varian baru di dalam negeri melalui vaksinasi serta melalui kebijakan menyeluruh untuk menekan angka kasus," tambah Wiku.
Namun hal tersebut hanya dapat berhasil jika dibarengi peran aktif masyarakat yang tetap disiplin 3M dan divaksinasi.
Baca juga: Terkhusus kepada Menhub, Presiden : Waspadai COVID-19 varian Mu
Baca juga: Luhut minta semua pihak kompak disiplin hindari gelombang ketiga
Sebelumnya Wiku mengakui bahwa sudah ada tiga variant of concern (VoC) virus SARS-CoV-2 di Indonesia yaitu varian Alfa (B.1.1.7), varian Beta (B.1.351, B.1.351.2, B.1.351.3), varian Delta (B.1.617.2).
Variant of Concern adalah varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan, dan peningkatan kematian. Bahkan, varian virus corona yang masuk dalam kategori ini juga disebut memiliki kemampuan dalam mempengaruhi efektivitas vaksin.
Varian delta terbanyak ditemukan di Indonesia dengan rincian, dari 5.790 sampel yang diteliti melalui Whole Genome Sequence ditemukan 2.323 adalah VoC yang terdiri dari varian Alfa yaitu 64 kasus, Beta 17 kasus dan Delta 2.242 kasus.
Baca juga: Ganjar beli alat tes genom sekuensing deteksi COVID-19 varian Mu
Baca juga: Virolog: Sebaran COVID-19 varian MU tidak secepat varian delta
Baca juga: mu jadi varian baru virus corona yang mungkin kebal vaksin
"Data 'Whole Genome Sequencing' (WGS) per 6 September 2021 menyebutkan bahwa varian Mu tidak ditemukan di Indonesia," kata Wiku melalui konferensi video di Jakarta pada Selasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan menyatakan varian MU atau B1621 masuk ke varian virus COVID-19 ke kategori Variant of Interest (VoI).
VoI adalah varian virus SARS-CoV-2 yang memiliki kemampuan genetik yang dapat mempengaruhi karakteristik virus. Kemampuan tersebut dapat mempengaruhi tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, hingga kemampuan menghindari diagnostik maupun pengobatan.
"Varian Mu atau B1621 merupakan varian yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021, varian ini kemudian ditetapkan sebagai varian yang diamati oleh WHO pada 30 Agustus 2021," tambah Wiku.
Varian tersebut menurut Wiku sudah mengalami perubahan pada susunan genetikanya dan diprediksi dapat memperbarui karakteristik virus.
"Dengan demikian indikasi karakteristik MU seperti lebih ganas dibanding Delta masih merupakan perkiraan dan masih terus diteliti lebih dalam," ungkap Wiku.
Baca juga: Wamenkes: Varian Mu belum terdeteksi di Indonesia
Baca juga: Kemenhub siapkan langkah cegah masuknya varian baru COVID-19
Menurut Wiku, pemerintah berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar Indonesia melalui pengetatan kebijakan karantina internasional, entry dan exit testing serta persyaratan vaksin.
"Pemerintah juga mencegah munculnya varian baru di dalam negeri melalui vaksinasi serta melalui kebijakan menyeluruh untuk menekan angka kasus," tambah Wiku.
Namun hal tersebut hanya dapat berhasil jika dibarengi peran aktif masyarakat yang tetap disiplin 3M dan divaksinasi.
Baca juga: Terkhusus kepada Menhub, Presiden : Waspadai COVID-19 varian Mu
Baca juga: Luhut minta semua pihak kompak disiplin hindari gelombang ketiga
Sebelumnya Wiku mengakui bahwa sudah ada tiga variant of concern (VoC) virus SARS-CoV-2 di Indonesia yaitu varian Alfa (B.1.1.7), varian Beta (B.1.351, B.1.351.2, B.1.351.3), varian Delta (B.1.617.2).
Variant of Concern adalah varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan, dan peningkatan kematian. Bahkan, varian virus corona yang masuk dalam kategori ini juga disebut memiliki kemampuan dalam mempengaruhi efektivitas vaksin.
Varian delta terbanyak ditemukan di Indonesia dengan rincian, dari 5.790 sampel yang diteliti melalui Whole Genome Sequence ditemukan 2.323 adalah VoC yang terdiri dari varian Alfa yaitu 64 kasus, Beta 17 kasus dan Delta 2.242 kasus.
Baca juga: Ganjar beli alat tes genom sekuensing deteksi COVID-19 varian Mu
Baca juga: Virolog: Sebaran COVID-19 varian MU tidak secepat varian delta
Baca juga: mu jadi varian baru virus corona yang mungkin kebal vaksin
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: