Bojonegoro (ANTARA News) - Permukaan air Bengawan Solo, di Bojonegoro, Jatim, Senin berangsur-angsur surut, namun masih tetap dengan status siaga I dengan ketinggian air pada papan duga mencapai 13,30 meter pukul 06.00 WIB.

"Perkiraan air Bengawan Solo di Bojonegoro, masih akan turun, sebab dilaporkan kondisi air Bengawan Solo di daerah hulu, Jateng, juga Ngawi, tidak banjir," kata petugas jaga Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Suyono, Senin.

Sementara itu, di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga, turun drastis jauh dari siaga banjir, menjadi 24,62 meter.

Menurut Suyono, permukaan air Bengawan Solo di Bojonegoro, Minggu (12/12) sempat naik, 13,80 meter pukul 12.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Setelah itu, ketinggian air berangsur-angsur surut.

"Kalau posisi ketinggian air sekarang ini, ya aman, ucapnya.

Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jateng, di daerah hilir Bengawan Solo, Jatim, tercatat ada 33 titik lokasi tebing kritis, mulai Ngawi, Madiun, Blora, Jateng, Bojonegoro hingga Gresik.

Tebing kritis tersebut, terparah di wilayah Kecamatan Kanor, ada di tujuh lokasi dengan panjang mencapai 4,5 kilometer lebih. Di Kecamatan Rengel, Tuban, tebing kiri Bengawan Solo, longsor di tujuh lokasi dengan panjang mencapai 3,5 kilometer lebih.

Menjawab pertanyaan, Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Sutardjo mengaku, pihaknya sudah menerima data lokasi tebing kritis, di wilayahnya, sebagaimana yang dilaporkan Balai Besar Wilayah Bengawan Solo di Solo itu.

"Kami terus melakukan pengamatan, termasuk melakukan pemantauan ketinggian air Bengawan Solo, untuk berjaga-jaga," jelasnya. (ANT/K004)