Kominfo: STMM siapkan SDM ekonomi kreatif
6 September 2021 16:13 WIB
Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Hary Budiarto dalam Orasi Ilmiah Wisuda STMM Yogyakarta, Sabtu (4/9/2021). (ANTARA/Kominfo)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Hary Budiarto mengatakan, para lulusan Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta telah dibekali keahlian pengembangan ekonomi kreatif guna menjawab tantangan dan peluang kerja di tengah perubahan akibat pandemi COVID-19.
"Lulusan STMM telah dibekali dengan keahlian di bidang ilmu komunikasi, multimedia dan penyiaran yang sesuai dengan pengembangan ekonomi kreatif," ujarnya dalam Orasi Ilmiah Wisuda STMM Yogyakarta, dikutip dari keterangan pers, Senin.
Menurut Hary, STMM sebagai perguruan tinggi negeri di bawah Kementerian Kominfo ini sangat fokus dalam penyiapan SDM digital dengan pembekalan keahlian untuk pengembangan ekonomi kreatif antara lain desain, video dan fotografi, permainan interaktif, periklanan, teknologi informasi, televisi dan radio.
Hary menegaskan industri digital di Indonesia semakin hari berkembang sangat pesat. Ia mengutip riset yang menunjukkan saat ini sedang dan akan terjadi job displacement atas dampak dari pergeseran kompetensi SDM yang dibutuhkan industri.
"Hasil studi Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo juga menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan (mismatch) antara skill yang menjadi kebutuhan industri dengan skill yang dihasilkan dari institusi pendidikan. Kesenjangan tersebut bisa disebabkan karena ketidakcocokan kualitas maupun ketidakcocokan bidang," ujarnya.
Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo berharap, gelar akademik yang disematkan pada setiap wisudawan dan wisudawati STMM, kini memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
"Saya berharap lulusan STMM menunjukkan komitmen yang tinggi untuk berkarya dan berkontribusi. Segera terjunkan diri dalam karya nyata, dalam lapangan kerja dan lapangan usaha," ujarnya.
Hary juga menyampaikan hasil prediksi dari Studi World Bank (2016) mengenai kebutuhan 9 juta tenaga kerja terampil untuk mendukung transformasi digital Indonesia selama 15 tahun ke depan.
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo menyiapkan transformasi STMM untuk menjadi Institut Digital Nasional (IDN-U) yang akan menjadi center of excellence dan pusat riset unggulan.
"Dalam upaya percepatan transformasi digital dan peningkatan kualitas pendidikan, STMM akan bertransformasi menjadi IDN-U," kata Hary.
"Ini untuk pengembangan talenta digital nasional dengan fokus studi pada teknologi digital, ekonomi digital, komunikasi dan media digital serta tata kelola dan regulasi digital," imbuhnya.
Lebih lanjut, STMM juga tengah menyiapkan pembukaan Program Pascasarjana Vokasi Kedinasan, dengan kerangka pengembangan kependidikan sesuai dengan peta jalan transformasi digital Indonesia dengan kerangka tiga pilar utama, yaitu masyarakat digital, ekonomi digital, dan pemerintahan digital.
STMM yang menjadi IDN-U ke depannya akan dibuka di 9 kota besar, dengan format pendidikan 70 persen pengalaman lapangan, dan 30 persen teori, diajarkan oleh pengajar dari universitas international dan para dosen yang berasal dan mempunyai pengalaman di industri dan penelitian.
Baca juga: Kelas Cakap Digital ajak masyarakat gunakan internet dengan bijak
Baca juga: Kominfo: Informasi NIK presiden bukan dari sistem PeduliLindungi
Baca juga: Kominfo tanggapi sertifikat vaksin Presiden Jokowi diduga bocor
"Lulusan STMM telah dibekali dengan keahlian di bidang ilmu komunikasi, multimedia dan penyiaran yang sesuai dengan pengembangan ekonomi kreatif," ujarnya dalam Orasi Ilmiah Wisuda STMM Yogyakarta, dikutip dari keterangan pers, Senin.
Menurut Hary, STMM sebagai perguruan tinggi negeri di bawah Kementerian Kominfo ini sangat fokus dalam penyiapan SDM digital dengan pembekalan keahlian untuk pengembangan ekonomi kreatif antara lain desain, video dan fotografi, permainan interaktif, periklanan, teknologi informasi, televisi dan radio.
Hary menegaskan industri digital di Indonesia semakin hari berkembang sangat pesat. Ia mengutip riset yang menunjukkan saat ini sedang dan akan terjadi job displacement atas dampak dari pergeseran kompetensi SDM yang dibutuhkan industri.
"Hasil studi Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo juga menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan (mismatch) antara skill yang menjadi kebutuhan industri dengan skill yang dihasilkan dari institusi pendidikan. Kesenjangan tersebut bisa disebabkan karena ketidakcocokan kualitas maupun ketidakcocokan bidang," ujarnya.
Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo berharap, gelar akademik yang disematkan pada setiap wisudawan dan wisudawati STMM, kini memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
"Saya berharap lulusan STMM menunjukkan komitmen yang tinggi untuk berkarya dan berkontribusi. Segera terjunkan diri dalam karya nyata, dalam lapangan kerja dan lapangan usaha," ujarnya.
Hary juga menyampaikan hasil prediksi dari Studi World Bank (2016) mengenai kebutuhan 9 juta tenaga kerja terampil untuk mendukung transformasi digital Indonesia selama 15 tahun ke depan.
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo menyiapkan transformasi STMM untuk menjadi Institut Digital Nasional (IDN-U) yang akan menjadi center of excellence dan pusat riset unggulan.
"Dalam upaya percepatan transformasi digital dan peningkatan kualitas pendidikan, STMM akan bertransformasi menjadi IDN-U," kata Hary.
"Ini untuk pengembangan talenta digital nasional dengan fokus studi pada teknologi digital, ekonomi digital, komunikasi dan media digital serta tata kelola dan regulasi digital," imbuhnya.
Lebih lanjut, STMM juga tengah menyiapkan pembukaan Program Pascasarjana Vokasi Kedinasan, dengan kerangka pengembangan kependidikan sesuai dengan peta jalan transformasi digital Indonesia dengan kerangka tiga pilar utama, yaitu masyarakat digital, ekonomi digital, dan pemerintahan digital.
STMM yang menjadi IDN-U ke depannya akan dibuka di 9 kota besar, dengan format pendidikan 70 persen pengalaman lapangan, dan 30 persen teori, diajarkan oleh pengajar dari universitas international dan para dosen yang berasal dan mempunyai pengalaman di industri dan penelitian.
Baca juga: Kelas Cakap Digital ajak masyarakat gunakan internet dengan bijak
Baca juga: Kominfo: Informasi NIK presiden bukan dari sistem PeduliLindungi
Baca juga: Kominfo tanggapi sertifikat vaksin Presiden Jokowi diduga bocor
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: