Ikuti aturan PPKM level 4, Pemda DIY belum buka pariwisata
6 September 2021 15:20 WIB
Wisatawan memadati kawasan Malioboro, Yogyakarta, Minggu (5/9/2021). Saat akhir pekan, kawasan Malioboro ramai dikunjungi wisatawan meskipun saat ini Yogyakarta masih menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa.
Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan pihaknya belum membuka destinasi wisata maupun fasilitas umum karena masih dalam status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.
"Kita ini kan kemarin masih ada di level 4, kita belum membuka tempat wisata karena kemungkinan masih ada paparan (COVID-19)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Gedung DPRD DIY, Yogyakarta, Senin.
Hal itu disampaikan Aji untuk merespons banyak wisatawan yang memadati kawasan Malioboro, Yogyakarta, pada Minggu (5/9/2021).
Ia menduga para pengunjung yang memadati Malioboro antara lain merupakan rombongan wisatawan yang diminta putar balik saat hendak memasuki kawasan Pantai Parangtritis, serta beberapa destinasi wisata lain di DIY saat akhir pekan.
"Saya kira kemarin ada beberapa tempat yang tidak kami perbolehkan seperti di Parangtritis diminta putar balik, nah mungkin karena yang di sana diminta putar balik, maka ngumpul di Malioboro," kata dia.
Aji berharap petugas maupun masyarakat di DIY bekerja sama untuk tidak menerima kunjungan wisatawan sementara waktu.
Sementara itu, satuan polisi pamong praja (Sstpol PP) di level provinsi maupun di kabupaten/kota, diminta mampu mengantisipasi munculnya setiap potensi kerumunan sehingga level PPKM di DIY bisa segera turun.
"Bukan hanya petugas saja, tapi warga juga harus hati-hati dan melarang," kata Baskara.
Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana menilai aktivitas di Malioboro yang kembali bergeliat merupakan fenomena positif dari aspek perekonomian.
Meski demikian, masyarakat di DIY perlu bersama-sama menyadari bahwa peningkatan aktivitas itu juga memiliki potensi meningkatkan kembali kasus konfirmasi COVID-19.
"Jangan seolah-olah PPKM mau selesai, kemudian mereka euforia, itu berbahaya. Euforia kemudian (kasus) naik lagi malah jadi tambah repot lagi," ujar dia.
Oleh sebab itu, ia meminta para petugas keamanan di Malioboro lebih tegas dalam mengontrol pergerakan masyarakat di pusat wisata belanja itu agar tetap menerapkan prokes dan menghindari kerumunan.
"Kapasitas Malioboro kan sudah dihitung, kalau sudah melebihi kapasitas ya harus tegas," ujar Huda.
Baca juga: Yogyakarta halau bus pariwisata sebut kegiatan wisata belum dibuka
Baca juga: Yogyakarta tingkatkan kapasitas vaksinasi hingga 10.000 per hari
Baca juga: Kompleks Balai Kota Yogyakarta resmi menjadi kawasan wajib vaksin
"Kita ini kan kemarin masih ada di level 4, kita belum membuka tempat wisata karena kemungkinan masih ada paparan (COVID-19)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Gedung DPRD DIY, Yogyakarta, Senin.
Hal itu disampaikan Aji untuk merespons banyak wisatawan yang memadati kawasan Malioboro, Yogyakarta, pada Minggu (5/9/2021).
Ia menduga para pengunjung yang memadati Malioboro antara lain merupakan rombongan wisatawan yang diminta putar balik saat hendak memasuki kawasan Pantai Parangtritis, serta beberapa destinasi wisata lain di DIY saat akhir pekan.
"Saya kira kemarin ada beberapa tempat yang tidak kami perbolehkan seperti di Parangtritis diminta putar balik, nah mungkin karena yang di sana diminta putar balik, maka ngumpul di Malioboro," kata dia.
Aji berharap petugas maupun masyarakat di DIY bekerja sama untuk tidak menerima kunjungan wisatawan sementara waktu.
Sementara itu, satuan polisi pamong praja (Sstpol PP) di level provinsi maupun di kabupaten/kota, diminta mampu mengantisipasi munculnya setiap potensi kerumunan sehingga level PPKM di DIY bisa segera turun.
"Bukan hanya petugas saja, tapi warga juga harus hati-hati dan melarang," kata Baskara.
Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana menilai aktivitas di Malioboro yang kembali bergeliat merupakan fenomena positif dari aspek perekonomian.
Meski demikian, masyarakat di DIY perlu bersama-sama menyadari bahwa peningkatan aktivitas itu juga memiliki potensi meningkatkan kembali kasus konfirmasi COVID-19.
"Jangan seolah-olah PPKM mau selesai, kemudian mereka euforia, itu berbahaya. Euforia kemudian (kasus) naik lagi malah jadi tambah repot lagi," ujar dia.
Oleh sebab itu, ia meminta para petugas keamanan di Malioboro lebih tegas dalam mengontrol pergerakan masyarakat di pusat wisata belanja itu agar tetap menerapkan prokes dan menghindari kerumunan.
"Kapasitas Malioboro kan sudah dihitung, kalau sudah melebihi kapasitas ya harus tegas," ujar Huda.
Baca juga: Yogyakarta halau bus pariwisata sebut kegiatan wisata belum dibuka
Baca juga: Yogyakarta tingkatkan kapasitas vaksinasi hingga 10.000 per hari
Baca juga: Kompleks Balai Kota Yogyakarta resmi menjadi kawasan wajib vaksin
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: