Sleman (ANTARA News) - Aktivitas ekonomi di lereng Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman mulai normal setelah warga daerah ini berkegiatan ekonomi lagi untuk menyambung hidup mereka setelah lebih dari satu bulan di pengungsian.

Pantauan ANTARA di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Minggu, warga yang rumahnya tidak terlalu rusak mulai berjualan makanan dan minuman ringan serta kebutuhan rumah tangga lainnya.

Sedangkan warga yang rumahnya rusak parah atau hancur berjualan dengan cara asongan karena hingga saat ini kawasan bencana Merapi tersebut terus dikunjungi masyarakat berbagai daerah.

"Saat ini kegiatan yang paling memungkinkan untuk mendapatkan penghasilan uang adalah dengan berjualan makanan dan minuman ringan karena banyak masyarakat yang berkunjung untuk melihat-lihat daerah yang terkena letusan Gunung Merapi ini," kata Anik (32) warga Dusun Pangukrejo, Umbulharjo, Cangkringan.

Menurut dia, akibat bencana Merapi akses ekonomi keluarganya putus termasuk usaha pemerahan susu karena empat ekor sapi perah miliknya mati terkena awan panas.

"Setiap hari kami membutuhkan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk untuk biaya dan ongkos anak ke sekolah, jika tidak mencari alternatif pendapatan maka kami akan kesulitan," katanya.

Sedangkan Turniati (24) warga Dusun Jambu, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan berjualan makanan dan minuman ringan secara asongan karena rumahnya hancur tertimbun lahar Merapi.

"Kami tidak lagi memiliki rumah karena sudah hancur tertimbun lahar Merapi, saat ini saya mengungsi di Stadion Maguwoharjo yang berjarak sekitar 23 kilometer dari sini, sejak beberapa hari ini saya sengaja ke sini untuk berjualan," katanya.

Ia mengatakan, dia berharap dengan banyaknya masyarakat yang berkunjung ke lokasi bencana ini, dagangannya bisa laku sehingga bisa untuk menyambung perekonomian keluarganya.

"Apalagi ada kabar bahwa pengungsi di Stadion Maguwoharjo akan segera dipulangkan dan tanggap darurat akan berakhir pada 23 Desember, sehingga kami tidak mungkin terus mengandalkan bantuan makan dari pemerintah," katanya.

Selain berjualan makanan dan minuman ringan beberapa warga juga menjajakan vcd peristiwa letusan Gunung Merapi 2010 di lokasi bencana yang saat ini banyak dikunjungi wisatawan.

"VCD ini merupakan hasil rekaman warga sekitar dan kami jual dengan harga Rp60 ribu untuk yang versi satu keping VCD dan Rp75 ribu untuk versi dua keping VCD," kata warga Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan Suyanti (24).

Suyanti masih mengungsi karena rumahnya di sekitar rumah juru kunci Merapi Mbah Maridjan luluh lantak diterjang awan panas dan lahar Merapi.

"Karena tidak ada pekerjaan, saya kemudian menjual VCD Merapi untuk pemasukan," katanya.(*)

ANT/AR09