Jakarta,  (ANTARA News) - Mencius (Mengzi), filsuf China berkata, manakala kita berbuat tetapi tidak mewujudkan apa yang kita kehendaki, maka kita harus menoleh ke dalam batin, serta memeriksa diri kita sendiri secara keseluruhan. Setelah membaca kata-kata bijak dari salah satu pengikut ajaran konfusian kondang itu, maka ada satu ungkapan menohok perhatian dan meniti keingintahuan, bagaimana peruntungan saat datangnya perayaan Tahun Baru Imlek 2009? Sebelum memperoleh jawaban, perlu menjejak bahwa imlek tidak melulu sama dan sebangun dengan sejumlah ritual membeku yang menyeret orang untuk menangguk kemakmuran dan kesuksesan di tahun 2009, tahun bershio Kerbau. Rumusnya, bekerja dan bekerja. Bukan justru berpidato mengenai indahnya taman bunga optimisme. Mengapa? Selain bekerja, perlu berujar dengan setengah berharap, "Gong Xi Fa Cai, dan mana angpaonya?" Bertumpuk amplop merah berisi uang mengguyur warta Imlek 2009. Tidak peduli berapa besarnya. Terpenting adalah menjalin dan membangun kebersamaan. Lihat saja salah satu sajian andalan ketika merayakan Imlek, yakni Yee Sang. Sajian makanan ini berisi belasan sayuran dengan campuran campuran wijen, salmon mentah, kacang bakar tumbuk, minyak, kayu manis, dan merica. Yee sang juga dilengkapi kerupuk mirip pangsit berukuran 1x1 sentimeter. Asyiknya, hidangan ini dinikmati beramai-ramai. Jika tidak, ritual menyantap Yee Sang jadi hambar. Selain menerima angpau, mengapa melirik sajian di atas meja, siap santap memanjakan lidah? Dirimu adalah makananmu. Ungkapan dari langit pemikiran posmodernisme ini menyasar kepada mereka yang bergelut di samudera bisnis bahwa tahun ini merupakan masa berefleksi. Meski terhela kerbau keberuntungan dan terguyur hujan yang dipercaya sebagai melimpahnya berkah dan rejeki pada masa mendatang, pebisnis disarankan lebih berhati-hati, lebih berhikmat. Menurut ahli Feng Shui, Akino W. Azzaro, tahun Kerbau Tanah banyak dipengaruhi oleh profil baik dari kerbau yang identik dengan sifat kerelaan, penerimaan dan permenungan. "Orang mau bergerak susah. Kalau merencanakan sesuatu lebih baik yang ada hubungannya dengan aktivitas perenungan, kerelaan. Tahun ini, buatlah perencanaan lebih berhati-hati, selektif dan rasional," katanya dalam harian Bisnis Indonesia. Bagaimana membaca perjuangan puluhan pedagang pernak pernik keperluan Imlek di kawasan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat, apalagi ada yang menggelar obat-obatan, voucer pulsa telepon, dan menjual kue keranjang yang dikemas dalam ukuran kecil? Surya Hermanto (53), Sekretaris Kelenteng Hian Thian Siang Tee Bio di belakang Pasar Palmerah, menyatakan, tahun kerbau adalah tahun kerja keras. Katanya, pada tahun kerbau, menurut perhitungan nenek moyang, ada beberapa shio yang harus diwaspadai. Shio ini akan mengalami qiong (ketidakberuntungan) pada tahun kerbau. Shio kerbau, kambing, anjing, dan naga adalah shio yang akan mengalami qiong besar. Sedangkan shio ayam, babi, dan ular akan mengalami qiong kecil. "Jangan biarkan persoalan kecil menjadi besar. Sabar hati dan mengalah akan mengurangi qiong yang mungkin terjadi. Begitu juga harus menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan kerabat,? kata Surya dalam laman Kompas. Mencintai Selain aroma kebersamaan, ada aroma kesederhanaan dan kecintaan, ketika merayakan Imlek 2009. "Imlek bukan untuk berhura-hura bagi umat, tetapi guna merefleksikan situasi dan kondisi kehidupan masyarakat dan bangsa ini," kata Ketua Bidang Kerohanian Tempat Ibadah Tri Dharma Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang Tedy Hartanto Tamsil di Magelang, Kamis (22/1). Ketika melafalkan Gong Xi Fa Cai, ketika memberi dan menerima angpao, maka ada radius makna yang menancap pada bawah sadar bahwa roda kehidupan berputar antara keberuntungan dan ketidakberuntungan. Kalau di negeri asalnya, China, Imlek berarti pula pulang kampung, maka Imlek 2009 mengajak manusia untuk pulang kampung menjadi pribadi unggul. Bagi Mencius, pribadi unggul adalah "pribadi jen". Dalam buku "Simple Confucianism", Alexander Simpkins dan Annellen Simpkins menulis, jen membedakan manusia dengan hewan, yakni kemampuan untuk berperilaku dengan murah hati, kasih sayang, mencintai dan menghormati orang lain. Mencius percaya bahwa manakala kita mencintai dan dengan tulus menghormati kemanusiaan, maka kebaikan akan dikembalikan kepada kita. "Manusia yang manusiawi itu mencintai dan mengasihi sesama. Orang yang mencintai sesama, pada gilirannya akan dihormati oleh sesamanya." Di mata kaum Konfusian, praktik menjadi pribadi jen dimulai dari keluarga, terutama orangtua. Kepatuhan anak kepada orangtuanya merupakan nilai penting di mata kaum Konfusian, meski anak masih perlu bertanya kepada orangtuanya, mana angpaonya? Pengajar filsafat China di STF Drijarkara, JA Hendra Sutedja SJ menulis, sistem moral Konfusian bekerja dalam "Hao ran zhi qi." Maksudnya, daya yang menggerakkan unsur-unsur kodrat manusia, yakni gerak yang muncul dalam tampilan hati yang kasat mata, misalnya kemanusiaan (ren), kebenaran (yi), kebijaksanaan (zhi). Semuanya terangkum dalam sikap yang terarah kepada orang lain (li). Tanggungjawab manusia berada dalam konteks sosial, dalam relasinya dengan manusia lain (zai qin min). Apakah kehadiran manusia menjadi berkah bagi sesamanya? Apakah motivasi tindakannya selalu demi kebaikan orang lain? Gong Xi Fa Cai 2009: akuilah dan terimalah dunia dengan pijar kerja dalam terang semangat kebersamaan. Gong Xi Fa Cai 2009: segalanya demi kemuliaan dan kecintaan akan orang lain.(*)