Kondisi COVID-19 di Kota Surabaya turun ke level 2
5 September 2021 20:21 WIB
Dokumentasi - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan istrinya Rini Indriyani menyemangati para ibu hamil yang mengikuti vaksinasi massal COVID-19 di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) Universitas Airlangga (Unair) Kota Surabaya, Kamis (19/8/2021). (ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya)
Surabaya (ANTARA) - Data asesmen situasi COVID-19 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 4 September 2021 menyebutkan Kota Surabaya, Jawa Timur, saat ini telah turun ke level 2.
"Alhamdulillah, berkat gotong royong semuanya, kami melihat indikator-indikator pengendalian pandemi menunjukkan tren yang bagus. Mulai testing, tracing, semuanya masif," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Ahad.
Turunnya situasi COVID-19 di Kota Surabaya ini dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya positivity rate di Kota Surabaya saat ini berada pada angka 1,61 persen, jauh di bawah standar WHO yang sebesar 5 persen.
Positivity rate adalah perbandingan jumlah kasus COVID-19 dengan jumlah tes. Semakin rendah angkanya, semakin menunjukkan kecilnya tingkat penularan, yang menunjukkan keberhasilan pengendalian pandemi.
Baca juga: Rutan Surabaya sediakan ruang isolasi khusus vaksinasi COVID-19
Baca juga: 635 relawan bantu penanganan COVID-19 meski Surabaya zona kuning
Sedangkan untuk rasio tracing kontak erat berada di angka 1:18,47 yang menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia dan telah melampaui standar Kemenkes sebesar 1:15. Testing di Surabaya pun sangat masif, mencapai 58.000 dalam tujuh hari terakhir. termasuk salah satu yang tertinggi di Tanah Air dan telah melampaui standar WHO.
Tingkat kesembuhan (case recovery rate) mencapai 95,55 persen, di atas rata-rata nasional, menunjukkan kapasitas respons sistem kesehatan yang bagus. Adapun tingkat kematian (case fatality rate) Surabaya di angka 3,7 persen, juga salah satu yang terendah. Sedangkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) per 4 September 2021 terus turun menjadi 16,54 persen.
"Soal treatment, ini kerja kolaboratif semuanya. Terima kasih tenaga kesehatan, TNI, Polri, dan semuanya. Kami akan terus jaga kapasitas respons sistem kesehatan ini, sehingga Surabaya selalu siap melayani, tapi tentu kami berharap semua warga sehat, tidak ada lagi yang terpapar," katanya.
Wali Kota Eri mengatakan pengendalian pandemi ini menjadi pintu pembuka pemulihan ekonomi. "Insya Allah dengan turun situasi ke level 2, ekonomi bisa kembali bergerak, lapangan kerja terbuka, dan kita bisa bantu warga untuk kembali menata kesejahteraannya," ujarnya.
Terkait vaksinasi, capaian dosis pertama sebanyak 1.995.317 atau 89,96 persen dari target 2,2 juta jiwa. Kemudian, vaksinasi dosis kedua mencapai 1.356.831 dengan persentase 61,17 persen dari target.
"Kami optimistis bisa segera capai 100 persen target sasaran warga tervaksinasi karena sekarang sepekan dua kali kita mendapat kiriman vaksin. Kami bersama Forkopimda Surabaya juga melakukan vaksinasi menggunakan mobil vaksin di kelurahan. Vaksinasi juga kita lakukan di puskesmas," katanya. (*)
Baca juga: Polrestabes Surabaya mengerahkan mobil masker keliling
Baca juga: Mie Merapi, HPL dan dr. Tirta bagikan paket donasi hasil lelang motor
"Alhamdulillah, berkat gotong royong semuanya, kami melihat indikator-indikator pengendalian pandemi menunjukkan tren yang bagus. Mulai testing, tracing, semuanya masif," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Ahad.
Turunnya situasi COVID-19 di Kota Surabaya ini dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya positivity rate di Kota Surabaya saat ini berada pada angka 1,61 persen, jauh di bawah standar WHO yang sebesar 5 persen.
Positivity rate adalah perbandingan jumlah kasus COVID-19 dengan jumlah tes. Semakin rendah angkanya, semakin menunjukkan kecilnya tingkat penularan, yang menunjukkan keberhasilan pengendalian pandemi.
Baca juga: Rutan Surabaya sediakan ruang isolasi khusus vaksinasi COVID-19
Baca juga: 635 relawan bantu penanganan COVID-19 meski Surabaya zona kuning
Sedangkan untuk rasio tracing kontak erat berada di angka 1:18,47 yang menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia dan telah melampaui standar Kemenkes sebesar 1:15. Testing di Surabaya pun sangat masif, mencapai 58.000 dalam tujuh hari terakhir. termasuk salah satu yang tertinggi di Tanah Air dan telah melampaui standar WHO.
Tingkat kesembuhan (case recovery rate) mencapai 95,55 persen, di atas rata-rata nasional, menunjukkan kapasitas respons sistem kesehatan yang bagus. Adapun tingkat kematian (case fatality rate) Surabaya di angka 3,7 persen, juga salah satu yang terendah. Sedangkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) per 4 September 2021 terus turun menjadi 16,54 persen.
"Soal treatment, ini kerja kolaboratif semuanya. Terima kasih tenaga kesehatan, TNI, Polri, dan semuanya. Kami akan terus jaga kapasitas respons sistem kesehatan ini, sehingga Surabaya selalu siap melayani, tapi tentu kami berharap semua warga sehat, tidak ada lagi yang terpapar," katanya.
Wali Kota Eri mengatakan pengendalian pandemi ini menjadi pintu pembuka pemulihan ekonomi. "Insya Allah dengan turun situasi ke level 2, ekonomi bisa kembali bergerak, lapangan kerja terbuka, dan kita bisa bantu warga untuk kembali menata kesejahteraannya," ujarnya.
Terkait vaksinasi, capaian dosis pertama sebanyak 1.995.317 atau 89,96 persen dari target 2,2 juta jiwa. Kemudian, vaksinasi dosis kedua mencapai 1.356.831 dengan persentase 61,17 persen dari target.
"Kami optimistis bisa segera capai 100 persen target sasaran warga tervaksinasi karena sekarang sepekan dua kali kita mendapat kiriman vaksin. Kami bersama Forkopimda Surabaya juga melakukan vaksinasi menggunakan mobil vaksin di kelurahan. Vaksinasi juga kita lakukan di puskesmas," katanya. (*)
Baca juga: Polrestabes Surabaya mengerahkan mobil masker keliling
Baca juga: Mie Merapi, HPL dan dr. Tirta bagikan paket donasi hasil lelang motor
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: