Malra, Maluku (ANTARA) - Kerinduan masyarakat di Kecamatan Kei Besar Selatan Barat Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, terhadap air bersih perlahan mulai terjawab dengan adanya alat desalinasi atau alat penyulingan air laut menjadi air tawar di Ohoi (Desa) Rahangiar.

"Ini hanya upaya kecil dari kami untuk masyarakat dengan anggaran kurang lebih Rp1,8 miliar untuk adanya mesin deaslinas, bak penampung dan jaringan air ke masyarakat khususnya di Ohoi Rahangiar saat ini," kata Bupati Malra, M Thaher Hanubun, Minggu.

Bupati Thaher pada peresmian alat penyuling air laut di Ohoi Rahangiar, Sabtu ​​​​​​mengungkapkan Kecamatan Kei Besar Selatan Barat adalah wilayah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Perpres Presiden nomor 18 tahun 2020 menetapkan sebagai pintu gerbang Negara atau wilayah perbatasan Negara, dan kecamatan ini masuk dalam Lokasi Prioritas (LOKPRI) serta Kawasan Nasional Tertentu (KNT).

Salah satu persoalan daerah itu, sebut Thaher, adalah pemenuhan air bersih untuk warga setempat.

"Maka Pemkab Malra dengan upaya kecil saat ini berusaha menjawab persoalan tersebut dengan menghadirkan alat desalinasi yang mana kita resmikan dan uji coba kwalitas airnya saat ini di Ohoi Rahangiar," terang Thaher.

Thaher mengkaui, sebenarnya Malra memiliki fasilitas sumber air tawar yang dapat melayani warga dan itu sudah dibangun oleh Pemkab Malra tahun 2019. Hanya saja karena persoalan Kepala Ohoi (desa) setempat, sehingga apa yang sudah dibangun itu dirusak dan tidak dapat dimanfaatkan oleh Ohoi-Ohoi lainnya.

Sedangkan, alat yang baru diresmikan bisa melayani lima ohoi di kecamatan itu. Alat penunjang lainnya berupa bak penampung di puncak gunung juga sudah dibangun.
Baca juga: Program OVOI percepat pengembangan wilayah perbatasan di Malra
Baca juga: DLH Malra: Penambangan pasir pantai ancam kelestarian lingkungan


"Alat ini sudah kita resmikan dan uji coba hari ini dimana hasilnya sangat baik, dan sekarang bagaiman kita berupaya untuk dapat melayani ohoi lainnya seperti Uwat, Ngan, 9hoilean, Watkidat dan Weduar Fer," imbuhnya.

"Jadi dinas PU harus kerja cerdas dan perencanaan berikutnya harus melayani desa-desa lainnya, melalui pembangunan jaringan-jaringan air ke Ohoi dan masyarakat," lanjut Thaher.

Thaher menambahkan, untuk kecamatan tersebut saat ini juga sudah dibangun menara telekomunikasi setinggi 72 meter untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam hal telekomunikasi dan internet.

Puskesmas kecamatan yang sementara didirikan untuk pelayanan kesehatan, dan upaya pelayanan listrik pada tiga desa yang belum teraliri listrik, begitu pula upaya pembangunan jalan dari Ohoi ke Ohoi sekalipun medan yang cukup sulit.

"Perjuangan dengan kasih tidak berhenti, maka saya minta dukungan dari seluruh masyarakat dan dapat menjaga aset-aset ini, karena semua ini tidak datang dengan sendirinya, ada perjuangan baru adanya progres pembangunan di daerah ini," katanya.

"Jabatan dipakai untuk melayani masyarakat, kalau tidak dipakai maka taruh atau berhenti dari jabatan itu, perlu sebuah komitmen pelayanan dari Pemda dan komitmen kita hingga tahun 2022 air bersih dan juga lainnya dapat melayani masyarakat di wilayah ini," lanjut Thaher.

Sementara itu, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU Malra, Eky Ruban menyatakan untuk mesin deselinasi mengubah air laut menjadi air tawar ini kami masukan dalam kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

"Di sekitar sini memang sangat susah air bersih, dengan penanganan seperti ini kami mau untuk dibuat proses ini karena rupanya bukan desa ini saja tapi ada juga lima desa lain, seperti Uwat, Ngan, Ohoilean dan Weduar Fer," katanya.

Untuk mensuplai air bersih ke Ohoi lainnya, maka penempatan bak penampung sudah dibangun di daerah ketinggian, sehingga pada waktunya sudah beroperasi air dari hasil penyulingan di Ohoi Rahangiar akan ditampung di bak dan dialirkan ke Ohoi lainnya.

Kapasitas alat ini sendiri dapat melayani semua Ohoi, hanya karena ini tahun ini paketnya untuk Rahangiar maka perencanaan berikut sudah dapat melayani Ohoi-Ohoi lainnya yang juga masih kesulitan air bersih.
Baca juga: Maluku Tenggara tanami kebun desa jaga ketahanan pangan masa pandemi