Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia tergelincir pada perdagangan Jumat, setelah sebagian besar investor gencar menjual untuk ambil untung atas kenaikan tajam Rabu lalu (8/12).

IHSG BEI yang waktu itu mencapai rekor tertinggi, hari ini kembali terperosok 38,38 poin atau 1,01 persen ke posisi 3.747,71, sementara indeks LQ-45 terkoreksi hingga 10,09 poin setara 1,48 persen menjadi 669,689.

Ahmad Riyadi, analis dari Millenium Danathama Securities, mengatakan bahwa kenaikan tajam yang membuat harga saham unggulan berada di level "tinggi" telah dimanfaatkan investor untuk meraih gain yang sudah di depan mata.

"Saat ini saham `big caps` sangat tinggi harganya, dan investor mengambil kesempatan untuk mengambil untung dari saham itu, hal itu mendorong indeks berbalik arah ke posisi negatif," ujarnya.

Penurunan akibat tekanan ambil untung dalam situasi seperti itu wajar dan mereka mamanfaatkan momentum melemahnya saham-saham di bursa regional.

Saham-saham di bursa regional melemah setelah peringkat utang Irlandia diturunkan dan sinyal China untuk meningkatkan tingkat suku bunga dalam waktu dekat ini.

Sepanjang perdagangan di hari terakhir pekan ini, volume transaksi tercatat mencapai 5,430 miliar saham dengan nilai Rp4,824 triliun yang dihasilkan dari 138.310 kali transaksi.

Dari keseluruhan saham yang aktif, 149 diantaranya ditutup harganya melemah, hanya 83 saham yang menguat, dan 80 sisanya harganya tidak bergeming.

Koreksi tajam antara lain dialami saham Sarana Menara (TOWR) yang turun Rp700 ke Rp12.300, Astra Internasional (ASII) turun Rp650 ke Rp53.900, dan Semen Gresik (SMRG) turun Rp450 ke Rp9.350.

Di bursa regional, indeks Hang Seng bursa Hong Kong turun 8,89 poin (0,04 persen) menjadi 23.162,91, indeks Nikkei 225 di bursa Tokyo turun 73,93 poin (0,72 persen) ke posisi 10.211,95, sedangkan indeks Straits Times di bursa Singapura turun 25,43 poin (0,79 persen) menjadi 3.184,77.

(ANT/S026)