Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Jumat pagi turun empat poin menjadi Rp9.010-Rp9.020 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.006-Rp9.016 karena aksi lepas rupiah.

Aksi lepas rupiah itu dalam upaya merealisasikan keuntungan setelah hari sebelumnya mata uang Indonesia itu menguat, kata Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, selain aksi lepas yang menekan rupiah juga tertekan oleh membaiknya dolar AS di pasar regional. Dolar AS naik terhadap euro, setelah peringkat Irlandia sebagai negara yang mengalami krisis finansial di kawasan Eropa mengakibatkan pelaku pasar mengalihkan perhatian ke dolar, katanya.

Menurut dia, rupiah sekalipun terkoreksi, namun posisinya cukup stabil, bahkan berusaha mendekati level Rp9.000 per dolar.

"Kami optimis rupiah pada saatnya akan kembali mencapai level Rp9.000 per dolar, asalkan Bank Indonesia mengendorkan pengawasannya," katanya.

BI, lanjut dia, kemungkinan akan mempertahankan rupiah di atas level Rp9.000 per dolar, apabila rupiah berada di bawah Rp9.000 per dolar, maka kenaikan mata uang tersebut akan bisa berlanjut.

Apalagi, ia menilai, pemerintah sudah meminta BI untuk tetap berada di pasar mengamati pergerakan rupiah lebih lanjut.

Rupiah, menurut dia, dalam dua pekan mendatang kemungkinan akan tetap berkisar Rp9.000 sampai Rp9.020 per dolar. Karena rupiah pada posisi tersebut dinilai cukup bagus dan memberikan kemudahan bagi eksportir maupun importir untuk melakukan usahanya dengan baik, ucapnya.
(T.H-CS/S004/P003)