Hutama Karya bangun proyek "Open Access" Pertamina Papua Rp684 miliar
3 September 2021 22:31 WIB
PT Hutama Karya (Persero) tengah mengejar penyelesaian pembangunan Proyek Joint Operation (JO) Engineering, Procurement and Construction (EPC) Pembangunan Open Access RU VII Kasim milik PT Pertamina (Persero) dengan nilai kontrak Rp684 miliar di Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat. ANTARA/HO-Hutama Karya
Jakarta (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) tengah mengejar penyelesaian pembangunan Proyek Joint Operation (JO) Engineering, Procurement and Construction (EPC) Pembangunan Open Access RU VII Kasim milik PT Pertamina (Persero) dengan nilai kontrak Rp684 miliar.
“Proyek Open Access merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berguna untuk mempertahankan stabilitas suplai dan stock crude oil, sehingga suplai BBM dari kilang RU VII Kasim ke wilayah Indonesia Timur (Maluku, Papua, Papua Barat) tetap terjaga," kata Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ferry mengatakan bahwa dalam proyek ini cakupan pekerjaan porsi Hutama Karya meliputi seluruh fase EPC pada 4 buah tangki berkapasitas masing-masing 110 Mega Barel (MB), dermaga/jetty berkapasitas 50.000 Dead Weight Ton (DWT) beserta fasilitas pendukungnya dan juga jaringan perpipaan atau piping.
Selain itu dia mengungkapkan bahwa dalam pembangunannya, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.
“Tantangan utama yang kita hadapi adalah remote-nya lokasi proyek yang menyulitkan pendatangan material, alat dan 500 manpower. Namun dengan menggunakan jetty eksisting yang terdekat dari lokasi pekerjaan, pendatangan material dan alat ini menjadi lebih mudah,” katanya.
Pengerjaan pembangunan Open Access tidak hanya sekadar untuk berfokus pada pembangunan internal saja, namun Hutama Karya juga telah membantu warga di sekitar dengan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
“Pembangunan Open Access ini tidak hanya bermanfaat setelah proyek selesai, namun kami juga memperbaiki jalan akses warga yang dilintasi oleh material proyek serta warga sekitar dan Pertamina agar transportasi tetap dapat dilalui,” ujar Ferry.
Dia juga menambahkan bahwa proyek ini juga membantu dalam membuka lapangan kerja melalui penyerapan tenaga kerja lokal dan optimalisasi putra-putri Papua melalui program Human Capital perusahaan. Hutama Karya berterima kasih dan selalu open for support dari berbagai pihak agar proyek ini dapat tuntas dengan sukses. Dalam pelaksanaan pekerjaan, perusahaan selalu patuh menerapkan zero accident dan protokol pencegahan COVID-19 kepada para pekerja proyek selama pengerjaan proyek.
Proyek Pembangunan Open Access dikerjakan dengan menggunakan teknologi floating roof pada storage tank untuk meminimalisir output dari hasil penguapan sehingga emisi tetap terjaga sesuai dengan regulatory compliance. Berlokasi di PERTAMINA Refinery Unit VII Kasim, Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat, perusahaan optimis bahwa pengerjaan proyek yang dimulai sejak 22 Januari 2021 dapat selesai tepat mutu dan waktu sesuai dengan spesifikasi dan target yang direncanakan yakni pada akhir tahun 2022 mendatang.
Perusahaan juga memastikan bahwa seluruh pekerja yang terlibat dalam proyek ini telah divaksinasi COVID-19. Kehadiran proyek ini nantinya akan berdampak pada penambahan cadangan, suplai minyak mentah dan BBM sehingga bisa memberikan manfaat dan membantu memajukan perekonomian bagi masyarakat di Wilayah Indonesia Timur.
Baca juga: Hutama Karya usulkan PMN 2022 Rp31,35 triliun untuk Tol Trans Sumatera
“Proyek Open Access merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berguna untuk mempertahankan stabilitas suplai dan stock crude oil, sehingga suplai BBM dari kilang RU VII Kasim ke wilayah Indonesia Timur (Maluku, Papua, Papua Barat) tetap terjaga," kata Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ferry mengatakan bahwa dalam proyek ini cakupan pekerjaan porsi Hutama Karya meliputi seluruh fase EPC pada 4 buah tangki berkapasitas masing-masing 110 Mega Barel (MB), dermaga/jetty berkapasitas 50.000 Dead Weight Ton (DWT) beserta fasilitas pendukungnya dan juga jaringan perpipaan atau piping.
Selain itu dia mengungkapkan bahwa dalam pembangunannya, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.
“Tantangan utama yang kita hadapi adalah remote-nya lokasi proyek yang menyulitkan pendatangan material, alat dan 500 manpower. Namun dengan menggunakan jetty eksisting yang terdekat dari lokasi pekerjaan, pendatangan material dan alat ini menjadi lebih mudah,” katanya.
Pengerjaan pembangunan Open Access tidak hanya sekadar untuk berfokus pada pembangunan internal saja, namun Hutama Karya juga telah membantu warga di sekitar dengan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
“Pembangunan Open Access ini tidak hanya bermanfaat setelah proyek selesai, namun kami juga memperbaiki jalan akses warga yang dilintasi oleh material proyek serta warga sekitar dan Pertamina agar transportasi tetap dapat dilalui,” ujar Ferry.
Dia juga menambahkan bahwa proyek ini juga membantu dalam membuka lapangan kerja melalui penyerapan tenaga kerja lokal dan optimalisasi putra-putri Papua melalui program Human Capital perusahaan. Hutama Karya berterima kasih dan selalu open for support dari berbagai pihak agar proyek ini dapat tuntas dengan sukses. Dalam pelaksanaan pekerjaan, perusahaan selalu patuh menerapkan zero accident dan protokol pencegahan COVID-19 kepada para pekerja proyek selama pengerjaan proyek.
Proyek Pembangunan Open Access dikerjakan dengan menggunakan teknologi floating roof pada storage tank untuk meminimalisir output dari hasil penguapan sehingga emisi tetap terjaga sesuai dengan regulatory compliance. Berlokasi di PERTAMINA Refinery Unit VII Kasim, Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat, perusahaan optimis bahwa pengerjaan proyek yang dimulai sejak 22 Januari 2021 dapat selesai tepat mutu dan waktu sesuai dengan spesifikasi dan target yang direncanakan yakni pada akhir tahun 2022 mendatang.
Perusahaan juga memastikan bahwa seluruh pekerja yang terlibat dalam proyek ini telah divaksinasi COVID-19. Kehadiran proyek ini nantinya akan berdampak pada penambahan cadangan, suplai minyak mentah dan BBM sehingga bisa memberikan manfaat dan membantu memajukan perekonomian bagi masyarakat di Wilayah Indonesia Timur.
Baca juga: Hutama Karya usulkan PMN 2022 Rp31,35 triliun untuk Tol Trans Sumatera
Pewarta: Aji Cakti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: