Nusa Dua (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Scott Marciel, menegaskan bahwa eksistensi Forum Demokrasi Bali (BDF) yang telah tiga kali dilaksanakan sangat signifikan dalam memajukan demokrasi di dunia.

"Kami percaya bahwa forum yang diinisiasi Indonesia ini bisa menawarkan banyak kesempatan pada masa depan dalam berbagai diskursus yang kontributif dalam perkembangan demokrasi di dunia," katanya kepada ANTARA News di Nusa Dua, Bali, Kamis pagi.

Marciel berada di Bali untuk mewakili pemerintahan AS dalam BDF ke-3 yang dilaksanakan selama dua hari sejak Kamis.

ASi tidak mengirimkan satu delegasi khusus dalam BDF kali ini, namun memberi perhatian penting terhadap perkembangan pelaksanaan BDF dari tahun ke tahun.

Kali ini tema yang diangkat adalah Demokrasi dan Promosi Perdamaian dan Stabilitas. Terdapat tiga kepala negara dan kepala pemerintahan yang hadir, selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai tuan rumah.

Mereka adalah Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak, Perdana Menteri Timor Timur, Kay Ralla Xanana Gusmao, dan Deputi Perdana Menteri Nepal, Sujata Koirala.

Sebelum BDF III dibuka oleh ketua bersama, Yudhoyono dan Lee, kedua presiden itu melakukan pertemuan bilateral yang membahas berbagai perkembangan yang terjadi belakangan ini.

Pada BDF 2008, tercatat hadir hanya 39 negara, meningkat menjadi 42 negara pada BDF 2009, dan 71 negara pada BDF 2010. Kali ini, 42 negara mengirimkan utusan setingkat menteri luar negeri atau kementerian berbeda, pejabat setingkat menteri, atau wakil menteri luar negeri.

Menurut Marciel, peningkatan jumlah peserta dan delegasi itu menunjukkan kemajuan yang sangat penting sekaligus menjadi proses berdemokrasi itu sendiri.
(T.A037/A041/P003)