Jelang musim hujan, pengerukan lumpur di Surabaya digiatkan
3 September 2021 11:49 WIB
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati saat mengecek pengerukan di saluran box culvert di depan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Babat Jerawat, Pakal, Kota Surabaya, Jatim, Jumat (3/9/2021). (FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya)
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya menggiatkan pengerukan endapan lumpur menjelang musim hujan di saluran "box culvert" di depan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Babat Jerawat, Pakal, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
"Saluran box culvert yang dari Babat Jerawat ke sisi barat memang lebih banyak endapan lumpur. Sebab, lumpur dari saluran yang belum selesai bergeser ke sisi timur," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati saat mengecek pengerukan di Babat Jerawat.
Awalnya, Erna mengecek langsung endapan lumpur di dalam box culvert tersebut. Ternyata memang banyak endapan lumpur, akhirnya Erna meminta satgasnya untuk melakukan pengerukan di tempat tersebut.
Sejumlah satgas pun akhirnya memasuki box culvert yang luas tersebut. Bahkan, salah satu alat berat untuk mendorong lumpur pun dimasukkan.
"Jadi, box culvert yang sudah dikonversi itu kan sangat dalam, dan yang belum dikerjakan itu ada sekitar 2 kilometer, sehingga kalau hujan, lumpur yang berasal dari saluran 2 kilometer itu bergeser ke timur, makanya banyak endapan lumpur di Babat Jerawat," katanya.
Menurut dia, pada saat pengerukan di tempat ini, ia mengaku membuka box khusus untuk mobilisasi alat berat, karena pada saat itu ada alat berat yang dimasukkan ke dalam box culvert.
"Setiap 200 meter di kontruksi box culvert itu, ada box yang atasnya bisa dibuka untuk mobilisasi alat berat, di situ kita bisa menurunkan alat berat untuk dimasukkan ke dalam," katanya.
Makanya, lanjut dia, ketika melihat pengerukan di tempat tersebut ada alat berat yang ada di bawah atau dimasukkan ke dalam box culvert. Alat ini berfungsi untuk mendorong endapan lumpur di dalam box culvert.
"Jadi, lumpurnya didorong ke dekat box yang bisa dibuka itu, lalu alat berat yang ada di atas tinggal ambil dari tumpukan itu," katanya.
Ia juga memastikan bahwa panjang box culvert yang akan dikeruk itu sekitar 700 meter dari Babat Jerawat ke barat. Hasil dari pengerukan itu dibuang ke pembangunan tanggul di Sumberejo. "Dibuang ke tempat terdekat aja, di tanggul Sumberejo," ujarnya.
Erna juga memastikan bahwa kondisi saluran di tempat ini berbeda pada saluran box culvert yang dari sisi Giliraya sampai Tandes. Di saluran ini, yang banyak adalah sampah, sehingga Dinas PU Bina Marga dan Pematusan bekerja sama dengan DKRTH untuk membersihkan sampah-sampah itu.
"Biasanya, sampah di saluran ini sampai 200 dump truck yang kita angkut," demikian Erna Purnawati.
Baca juga: Badan Geologi survei area semburan sumur minyak Surabaya
Baca juga: Sembilan tempat pembuangan sampah di Surabaya sudah wujudkan konsep 3R
Baca juga: Whisnu : Sampah menyumbat saluran air penyebab banjir di Surabaya
Baca juga: Komunitas Nol Sampah ingin Surabaya ikuti DKI terkait diet plastik
"Saluran box culvert yang dari Babat Jerawat ke sisi barat memang lebih banyak endapan lumpur. Sebab, lumpur dari saluran yang belum selesai bergeser ke sisi timur," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati saat mengecek pengerukan di Babat Jerawat.
Awalnya, Erna mengecek langsung endapan lumpur di dalam box culvert tersebut. Ternyata memang banyak endapan lumpur, akhirnya Erna meminta satgasnya untuk melakukan pengerukan di tempat tersebut.
Sejumlah satgas pun akhirnya memasuki box culvert yang luas tersebut. Bahkan, salah satu alat berat untuk mendorong lumpur pun dimasukkan.
"Jadi, box culvert yang sudah dikonversi itu kan sangat dalam, dan yang belum dikerjakan itu ada sekitar 2 kilometer, sehingga kalau hujan, lumpur yang berasal dari saluran 2 kilometer itu bergeser ke timur, makanya banyak endapan lumpur di Babat Jerawat," katanya.
Menurut dia, pada saat pengerukan di tempat ini, ia mengaku membuka box khusus untuk mobilisasi alat berat, karena pada saat itu ada alat berat yang dimasukkan ke dalam box culvert.
"Setiap 200 meter di kontruksi box culvert itu, ada box yang atasnya bisa dibuka untuk mobilisasi alat berat, di situ kita bisa menurunkan alat berat untuk dimasukkan ke dalam," katanya.
Makanya, lanjut dia, ketika melihat pengerukan di tempat tersebut ada alat berat yang ada di bawah atau dimasukkan ke dalam box culvert. Alat ini berfungsi untuk mendorong endapan lumpur di dalam box culvert.
"Jadi, lumpurnya didorong ke dekat box yang bisa dibuka itu, lalu alat berat yang ada di atas tinggal ambil dari tumpukan itu," katanya.
Ia juga memastikan bahwa panjang box culvert yang akan dikeruk itu sekitar 700 meter dari Babat Jerawat ke barat. Hasil dari pengerukan itu dibuang ke pembangunan tanggul di Sumberejo. "Dibuang ke tempat terdekat aja, di tanggul Sumberejo," ujarnya.
Erna juga memastikan bahwa kondisi saluran di tempat ini berbeda pada saluran box culvert yang dari sisi Giliraya sampai Tandes. Di saluran ini, yang banyak adalah sampah, sehingga Dinas PU Bina Marga dan Pematusan bekerja sama dengan DKRTH untuk membersihkan sampah-sampah itu.
"Biasanya, sampah di saluran ini sampai 200 dump truck yang kita angkut," demikian Erna Purnawati.
Baca juga: Badan Geologi survei area semburan sumur minyak Surabaya
Baca juga: Sembilan tempat pembuangan sampah di Surabaya sudah wujudkan konsep 3R
Baca juga: Whisnu : Sampah menyumbat saluran air penyebab banjir di Surabaya
Baca juga: Komunitas Nol Sampah ingin Surabaya ikuti DKI terkait diet plastik
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: