Jakarta (ANTARA) - Peneliti Maarif Institute Endang Tirtana mengingatkan agar Indonesia tidak melonggarkan protokol kesehatan, karena belajar dari pengalaman Amerika Serikat.

Endang Tirtana dalam keterangan diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan Indonesia harus belajar dari pengalaman Amerika Serikat yang terlalu euforia pasca vaksinasi COVID-19 dan melonggarkan pergerakan masyarakat secara luas.

Akibatnya, katanya, kasus melonjak dan rumah sakit mulai kekurangan oksigen. Pada Jumat 27 Agustus 2021, Amerika Serikat mengalami kenaikan COVID-19 mencapai 191.165 kasus.

“Target vaksinasi di Indonesia memang terus mengalami percepatan, tapi ini bukan lantas membuat masyarakat abai dan mulai mengendurkan protokol kesehatan. Karena vaksin buat berarti bebas dari COVID-19,” kata Endang.

Endang Tirtana mengatakan negara tetangga Indonesia saat ini memperlihatkan lonjakan yang signifikan.

Baca juga: Konsultan properti: Mal harus tetap menjaga prokes dengan ketat

Sebagai contoh seperti di Singapura, Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam. Lonjakan kasus serupa juga pernah terjadi pada awal Juli 2021 lalu.

Karena itu pula, pemerintah diharapkan tidak terburu-buru melonggarkan mobilitas masyarakat di tengah penurunan kasus positif COVID-19 di Indonesia. Penegakan protokol kesehatan harus tetap di tegakkan mengingat sejumlah negara tetangga tengah mengalami lonjakan penularan.

Kemudian, dia mengatakan pencapaian vaksinasi di Jakarta memang tinggi dibandingkan daerah lain. Ketimpangan ini yang seharusnya segera dapat diisi agar penyebaran kasus tidak kembali melonjak di saat penularan virus Corona ingin tengah melandai.

“Pembatasan memang tidak bisa menghentikan penularan, tapi ini efektif mengurangi penyebaran COVID-19. Pemulihan ekonomi tidak akan optimal jika akhirnya terjadi lonjakan kasus dan kembali dilakukan PSBB atau pun PPKM lagi,” kata dia.

Baca juga: Epidemiolog minta pemerintah gencarkan edukasi prokes jadi gaya hidup

Siklus naik turun kasus COVID-19 tersebut pasti akan berdampak secara ekonomi maupun pada psikologis masyarakat. Endang menyebutkan penanganan pandemi bukan upaya memadamkan api yang menyala, tetapi mengupayakan tidak ada kebakaran sama sekali.

“Pemerintah bersama sama stakeholder lainnya harus bisa membumikan protokol kesehatan. Bukan aturan tegas, tapi bagaimana membumikan jaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan adalah untuk keselamatan warga dan keluarga,” kata dia.

Lalu, menurutnya pemerintah daerah juga harus segera memaksimalkan pelaksanaan vaksinasi untuk terciptanya kekebalan kelompok. Karena, vaksinasi merupakan salah satu upaya agar warga yang terjangkit COVID-19 tidak meninggal dunia.

“Percepat vaksinasi, sudah waktunya jemput bola. Tidak bisa ditunda atau menunggu lagi, vaksinasi merupakan ikhtiar agar Indonesia segera terbebas dari pandemi,” ujar Endang.

Baca juga: Erick Thohir ajak masyarakat untuk segera vaksinasi dan menjaga prokes