Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta dalam sesi perdagangan Rabu pagi cenderung stabil, seperti sebelumnya Rp9.000-Rp9.010 per dolar, karena pelaku pasar hati-hati masuk ke pasar.

Direktur Utama Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa aktivitas pasar sepi karena pelaku mengurangi kegiatan.

Hal ini. menurut dia, disebabkan belum adanya isu yang memungkinkan pelaku pasar melakukan pembelian atau melepas salah satu dari kedua mata uang tersebut.

Menurut dia, sepinya kegiatan pasar itu mengakibatkan rupiah kembali ke posisi semula pada Rp9.000 per dolar sehingga volume transaksi perdagangan merosot tajam dibanding transaksi sebelumnya.

Kalau kondisi pasar seperti ini rupiah kemungkinan bisa berbalik menguat, apalagi saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung membaik, katanya.

Rupiah, lanjut dia, berpeluang untuk naik apabila pelaku pasar membeli mata uang Indonesia yang mendorong posisinya berada di bawah angka Rp9.000 per dolar AS.

Hal ini kemungkinan sulit terjadi, karena Bank Indonesia (BI) meginginkan rupiah tetap berada di atas level Rp9.000 per dolar, ucapnya.

Menurut dia, posisi rupiah yang idealnya berkisar Rp9.000-Rp9.100, sehingga memungkinkan eksportir maupun importir dapat melakukan usahanya dengan lancar.

"Kami optimis rupiah kemungkinan akan terjaga pada level tersebut, karena BI akan tetap berada di pasar mengamati perkembangan kedua mata uang tersebut," ucapnya.

Peran pelaku pasar khususnya asing, lanjut dia, juga sangat memungkinkan mendorong rupiah kembali menguat apalagi fundamental ekonomi makro nasional cukup meyakinkan.

Apabila tidak ada hambatan peluang rupiah untuk naik lagi masih tetap besar, ucapnya.
(T.H-CS/R007/P003)