Kendari (ANTARA News) - Gagal panen ribuan hektar sawah akibat serangan hama tikus dan terendam banjir memicu kenaikan harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Harga beras di Pasar Tradisional Andounohu, sebelumnya Rp285 ribu per karung ukuran 50 kilogram menjadi Rp300 ribu per karung, harga naik karena permintaan konsumen meningkat, sementara pasokan beras dari sentra produksi turun akibat gagal panen," kata H. Syamsuddin pedagang beras di Pasar Tradisional Anduonohu, Selasa.

Menurut Syamsuddin, tahun ini merupakan panen terburuk sepanjang lima tahun terakhir akibat iklim yang tidak menentu.

Selain itu kata dia, juga karena tingkat serangan hama terutama hama tikus terhadap tanaman padi cukup tinggi.

Sebelumnya seluas 3.963 hektare padi sawah di sejumlah sentra produksi beras di Sultra terancam puso atau gagal panen karena serangan hama tikus yang meresahkan petani .

Menurut Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sultra, hamparan padi sawah seluas 3.963 hektare itu yang puso karena serangan tikus itu tersebar di Kabupaten Kolaka 729 hektare, Konawe 2.000 hektare, Kota Bau Bau 414 hektare, Kabupaten Buton 60 hektrae, Konawe Selatan seluas 271 hektare, Bombana 873 hektare dan Kota Kendari 402 hektare.

Antisipasi terhadap makin meluasnya serangan hama tikus tersebut telah dilakukan gropiokan, pengasapan menggunakan belerang pada lubang tikus, namun karena titik serangan menyebar maka menjadi kendala untuk memberantas hama yang meresahkan tersebut.

"Hama tikus dan bencana alam banjir pada musim penghujan diperkirakan menjadi ancaman serius bagi petani di Sultra," katanya. (ANT-227/K004)