Kawasan Bencana Merapi Mulai Banyak Dikunjungi Masyarakat
7 Desember 2010 06:35 WIB
Pengendara sepeda motor melintasi pemukiman yang telah hancur terkena terjangan awan panas sekitar 6 km dari puncak Merapi, di Srunen, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta (ANTARA Wahyu Putro A)
Sleman (ANTARA News) - Kawasan-kawasan yang mengalami kerusakan parah akibat bencana Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, saat ini mulai banyak dikunjungi masyarakat setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menurunkan status aktivitas Gunung Merapi dari "awas" menjadi "siaga".
"Memang dalam beberapa hari ini banyak masyarakat sekitar Yogyakarta yang datang ke kawasan bencana ini, mereka sekadar ingin melihat-lihat kondisi daerah yang terkena awan panas maupun lahar panas Gunung Merapi," kata Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Heri Suprapto, Selasa.
Lokasi-lokasi yang banyak dikunjungi masyarakat tersebut di antaranya di daerah Pangukrejo, Desa Umbulharjo, kawasan Pager Jurang dan sekitar Kepuh di Desa Kepuharjo, kawasan Srunen khusunya area makam Mbah Maridjan di Desa Glagaharjo dan daerah Bronggang dan Ngepringan di Desa Argomulyo.
"Namun para masyarakat ini tidak bisa berkunjung ke seluruh wilayah tersebut karena jika dari arah barat atau jalan Kaliurang mereka hanya bisa sampai ke Pangukrejo, Pagerjurang dan Kepuh dan tidak bisa langsung ke Srunen atau Argomulyo karena diantara dua kawasan tersebut dibatasi Sungai Gendol yang merupakan aliran lahar Merapi dan saat ini belum bisa dilalui kendaraan," katanya.
Sejak penurunan status Gunung Merapi tersebut yang juga diikuti penurunan zona aman dari 10 kilometer menjadi 2,5 kilometer penjagaan di pintu-pintu masuk daerah tersebut juga lebih longgar dan tidak seketat saat Merapi masih dalam kondisi "awas".
Di beberapa pintu masuk hanya dijaga oleh warga sekitar dan mereka membuka pos sumbangan sukarela bagi pengunjung yang ingin melihat kondisi daerah yang tekena bencana Gunung Merapi tersebut.
"Ini sifatnya sumbangan sukarela, saat ini kami sudah tidak punya apa-apa lagi sehingga kami mengharapkan bantuan dari masyarakat untuk memulai membangun daerah kami," kata salah satu warga yang tidak bersedia namanya disebut.
Menurut dia, sumbangan dari masyarakat tersebut kemudian dikelola bersama seluruh warga untuk memperbaiki atau memenuhi kebutuhan warga lainnya, karena sampai saat ini mereka belum memperoleh akses ekonomi karena hampir seluruh akses ekonomi mereka rusak, seperti peternakan sapi perah dan sektor wisata.
"Kotak sumbangan sukarela ini juga atas kesepakatan seluruh warga, dan nanti jika kondisi sudah mulai normal maka pos sumbangan sukarela ini juga akan ditutup," katanya.
Sedangkan di objek wisata Kaliurang, meskipun belum secara resmi dibuka kembali namun sudah cukup banyak masyarakat yang berkunjung di lokasi tersebut.
Masyarakat ini sebagian besar bukan ingin berwisata namun hanya melihat kondisi Kaliurang pascabencana letusan Gunung Merapi. (ANT/K004)
"Memang dalam beberapa hari ini banyak masyarakat sekitar Yogyakarta yang datang ke kawasan bencana ini, mereka sekadar ingin melihat-lihat kondisi daerah yang terkena awan panas maupun lahar panas Gunung Merapi," kata Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Heri Suprapto, Selasa.
Lokasi-lokasi yang banyak dikunjungi masyarakat tersebut di antaranya di daerah Pangukrejo, Desa Umbulharjo, kawasan Pager Jurang dan sekitar Kepuh di Desa Kepuharjo, kawasan Srunen khusunya area makam Mbah Maridjan di Desa Glagaharjo dan daerah Bronggang dan Ngepringan di Desa Argomulyo.
"Namun para masyarakat ini tidak bisa berkunjung ke seluruh wilayah tersebut karena jika dari arah barat atau jalan Kaliurang mereka hanya bisa sampai ke Pangukrejo, Pagerjurang dan Kepuh dan tidak bisa langsung ke Srunen atau Argomulyo karena diantara dua kawasan tersebut dibatasi Sungai Gendol yang merupakan aliran lahar Merapi dan saat ini belum bisa dilalui kendaraan," katanya.
Sejak penurunan status Gunung Merapi tersebut yang juga diikuti penurunan zona aman dari 10 kilometer menjadi 2,5 kilometer penjagaan di pintu-pintu masuk daerah tersebut juga lebih longgar dan tidak seketat saat Merapi masih dalam kondisi "awas".
Di beberapa pintu masuk hanya dijaga oleh warga sekitar dan mereka membuka pos sumbangan sukarela bagi pengunjung yang ingin melihat kondisi daerah yang tekena bencana Gunung Merapi tersebut.
"Ini sifatnya sumbangan sukarela, saat ini kami sudah tidak punya apa-apa lagi sehingga kami mengharapkan bantuan dari masyarakat untuk memulai membangun daerah kami," kata salah satu warga yang tidak bersedia namanya disebut.
Menurut dia, sumbangan dari masyarakat tersebut kemudian dikelola bersama seluruh warga untuk memperbaiki atau memenuhi kebutuhan warga lainnya, karena sampai saat ini mereka belum memperoleh akses ekonomi karena hampir seluruh akses ekonomi mereka rusak, seperti peternakan sapi perah dan sektor wisata.
"Kotak sumbangan sukarela ini juga atas kesepakatan seluruh warga, dan nanti jika kondisi sudah mulai normal maka pos sumbangan sukarela ini juga akan ditutup," katanya.
Sedangkan di objek wisata Kaliurang, meskipun belum secara resmi dibuka kembali namun sudah cukup banyak masyarakat yang berkunjung di lokasi tersebut.
Masyarakat ini sebagian besar bukan ingin berwisata namun hanya melihat kondisi Kaliurang pascabencana letusan Gunung Merapi. (ANT/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: