Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua akan menggerakkan ekonomi meski di tengah pandemi COVID-19.

“Mungkin ada sedikit pengurangan nilai ekonomi,” ujar dia secara virtual, di Jakarta, Kamis.

Jika dibandingkan dengan pelaksanaan PON Riau tahun 2012 dan PON Jawa Barat tahun 2016 yang diperkirakan lebih dari Rp100 miliar, ujarnya, perolehan keuntungan PON di Papua mungkin akan sedikit menurun.

Tetapi, dikatakan dampak bagus akan diperoleh dari sisi ekonomi karena sekitar 11.000 orang akan datang ke sana sebagai peserta maupun wisatawan.

Dalam pelaksanaan PON, kata dia, banyak UMKM yang akan diuntungkan. Antara lain pemilik penginapan, penjual merchandise, makanan dan minuman, serta pengrajin.

“Sektor-sektor ini yang sudah dikerjasamakan oleh pemerintah daerah untuk kita siapkan,” ungkapnya.

Lalu, PON ini disebut dapat menjadi ajang promosi berbagai produk UMKM dari Papua. Hal ini didukung dengan ditunjuknya Raffi Ahmad sebagai ambasador PON.

“Kita pakai PON sebagai momentum untuk mendorong UMKM di Papua onboarding di Papua media sosial atau loka pasar yang disesuaikan dengan skala dan trade area,” sebut Teten.

Adapun produk-produk yang potensial diperjualbelikan selama berlangsungnya PON XX Papua antara lain, olahan ikan, madu hitam, olahan sagu, lalu essential oil massoia yang dijual Rp10 juta per kilogram. Kemudian, aneka produk kerajinan seperti noken dan anyaman.

“Itu adalah potensi-potensi yang bisa disajikan atau promosikan selama PON Papua,” ucap Menkop-UKM.

Baca juga: Menparekraf harapkan PON XX Papua bangkitkan sektor pariwisata
Baca juga: MenkopUKM: Kondisi UMKM mulai membaik pada kuartal II 2021
Baca juga: Menkop apresiasi 5 provinsi dengan partisipasi berkoperasi tertinggi