Kupang (ANTARA News) - Sekitar 63 atau 11 persen dari 581 remaja--sebagian besar pelajar-- di Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan mengidap HIV/AIDS berdasarkan data dalam empat tahun terakhir.

Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia NTT Markus Alibrandi mengatakan, sekitar 63 dari 581 orang atau 11 persen yang berstatus pelajar di NTT dalam rentang waktu empat tahun terakhir ini mengidap HIV/AIDS.

Para remaja yang dimaksud itu diantaranya berada pada kisaran usia 15 - 24 tahun, kata Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia NTT, Markus Alibrandi, di Kupang, Senin.

"Persentase pelajar yang terinveksi kasus HIV-Aids tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan PKBI NTT sejak tahun 2006- 2008 terhadap remaja sekolah, baik di perdesaan maupun di perkotaan," katanya.

Selain itu juga ditemukan persentase hubungan seks pre-marital yang cukup tinggi yakni berkisar antara 29,5 - 31,3 persen.

Menurut Alibrandi, salah satu indikasi remaja telah memulai aktivitas seksual dini adalah munculnya kasus HIV-AIDS pada usia remaja dan berstatus pelajar/mahasiswa. Fenomena ini mesti diwaspadai karena epidemi HIV-Aids sesungguhnya adalah epidemi perilaku," katanya.

Dikatakan, berbagai penelitian juga telah membuktikan bahwa banyak remaja telah melakukan hubungan seks di usia yang sangat belia. "Bahkan diantara mereka, ada yang sudah membeli seks komersial di lokasi pekerja seks," katanya.

Hal ini, katanya, menunjukkan remaja saat ini sudah sangat permisif terhadap seks, meski perilaku itu membawa mereka kepada situasi yang sangat kompleks.

"Mengingat situasi kesehatan remaja terutama kesehatan reproduksi dan seksualitas saat ini sudah mengkhawatirkan, remaja harus menanamkan sikap saling mendukung, saling mendidik dan saling menyelamatkan sebagai sesama sebaya remaja," katanya.

"Karena perilaku remaja seperti itu berpotensi sebagai penyakit infeksi seperti sipilis dan HIV-Aids yang ditularkan melalui hubungan seks," katanya.

Tentang solusinya terhadap para remaja yang terinveksi HIV-AIDS dimaskud, Alibrandi mengatakan, telah melakukan pendampingan dan sosialisasi secara periodik.

Pada kesempatan itu Alibrandi mengajak semua remaja NTT untuk bahu-membahu mencaritahu informasi tentang kesehatan reproduksi, seksualitas termasuk HIV-AIDS dan narkoba.

"Langkah ini diambil sebagai benteng awal untuk membentuk sikap dan perilaku. Dengan demikian diharapkan bisa mendidik sesama sebaya remaja agar terhindar dari epidemi HIV-AIDS," katanya.

Sementara itu, program Manager HIV-AIDS PKBI NTT Jhon Ladjar menyampaikan, saat ini pihaknya sedang melakukan penanganan terhadap orang dengan HIV-AIDS (Odha).

"Untuk tahap awal, kegiatannya terpusat di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang," katanya.

(ANT/S026)