Gunung Kidul (ANTARA News) - Pengungsi bencana Gunung Merapi yang meninggalkan posko pengungsian di "Rest Area" Bunder, Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masing-masing jiwa dibekali logistik untuk tujuh hari ke depan.
"Pengungsi yang kembali hari ini kami bekali logistik untuk memenuhi kebutuhan mereka selama satu minggu ke depan," kata Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunung Kidul Dwi Warno, di sela pelepasan pengungsi dari `Rest Area` Bunder menuju barak pengungsian Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Senin.
Ia mengatakan logistik yang diberikan kepada pengungsi tersebut merupakan logistik dari bantuan para donatur dan pemerintah yang masih tersedia di Posko Bunder.
"Kami perkirakan para pengungsi yang berada di barak baru nanti masih memerlukan jaminan ketersediaan logistik. Untuk itu, kami berinisiatif untuk membekali mereka sejak meninggalkan Posko Bunder," katanya.
Bekal logistik yang diberikan berupa bahan pangan serta keperluan pribadi para pengungsi. "Kami membekali pengungsi berupa bahan pangan untuk satu minggu, dan perlengkapan pribadi, seperti keperluan mandi, yang kami perkirakan cukup untuk satu bulan ke depan," katanya.
Dwi mengatakan logistik dan kebutuhan lainnya bagi pengungsi di "Rest Area" Bunder setelah diberikan secara merata, ternyata masih ada sisa, dan akan dilakukan pendataan, untuk kemudian disalurkan kembali.
"Kami setelah melepas para pengungsi, tidak kemudian membiarkan tanpa menindaklanjuti kondisinya di tempat yang baru. Rencananya nanti kami akan melakukan peninjauan dengan mengirimkan sisa logistik yang masih ada," katanya.
Pengungsi bencana Merapi yang meninggalkan Posko Bunder sebanyak 107 kepala keluarga yang terdiri dari 297 jiwa, termasuk balita 21 orang, dan sejumlah pengungsi lanjut usia (lansia).(*)
ANT/M008
Pengungsi Pulang Dibekali Logistik Untuk Tujuh Hari
6 Desember 2010 12:53 WIB
Ratusan pengungsi beraktivitas di Posko Pengungsian Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY (ANTARA/Ismar Patrizki)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: