Ilmuwan: Pandemi mesti jadi momentum bangun tata kelola pandemi
1 September 2021 20:41 WIB
Ilustrasi - Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc
Jakarta (ANTARA) - Ilmuwan dari Nanyang Technological University Sulfikar Amir, PhD. mengatakan pandemi COVID-19 semestinya menjadi momentum bagi pemerintah untuk membangun sistem tata kelola pandemi yang andal dan berbasis kompetensi.
"Ini bisa dimulai dengan membenahi organisasi penanganan pandemi yang lepas dari domain kementerian dan dijalankan oleh sekelompok teknokrat kompeten dan independen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden," kata Sulfikar Amir dalam webinar dan diskusi publik bertajuk "Skenario Pasca Pandemi" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Dalam jangka panjang, kata dia, organisasi ini bisa menjadi embrio badan nasional pengendalian wabah penyakit yang berfungsi seperti Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat.
Menurut dia, badan ini tidak hanya memainkan peran penting untuk mengakhiri pandemi COVID-19, tetapi juga membangun ketahanan Indonesia dalam mengantisipasi risiko pandemi di masa datang.
Baca juga: Ilmuwan: Pemerintah harus perkuat kapasitas antisipasi pandemi
Baca juga: INDEF: Masa pandemi perlu jadi momentum perbaikan DTKS
Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi mengusulkan skenario pascapandemi sebagai jalan keluar dari masa pandemi.
Menurut Sulfikar, skenario pascapandemi bertujuan tidak hanya untuk menekan mortalitas dan morbiditas COVID-19 saat ini, tetapi juga untuk mengeluarkan Indonesia dari pandemi. Skenario ini merupakan kerja kolektif skala nasional yang dilakukan secara bertahap target dan indikator yang jelas, terukur dan obyektif.
Dengan skenario pascapandemi, dibutuhkan satu tahun bagi Indonesia untuk keluar dari krisis pandemi.
"Ada tiga fase dalam skenario pascapandemi. Dengan asumsi setiap fase membutuhkan tiga hingga empat bulan, maka dalam setahun Indonesia sudah relatif bebas dari pandemi," kata Anggota Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi itu.
Baca juga: Satgas: Indonesia menyisakan "PR" untuk menurunkan kasus kematian
Baca juga: KSP sebut Pemerintah sikapi hati-hati lembaga baru tangani pandemi
Baca juga: Menteri PPN: Ekonomi biru jadi model transformasi pascapandemi
"Ini bisa dimulai dengan membenahi organisasi penanganan pandemi yang lepas dari domain kementerian dan dijalankan oleh sekelompok teknokrat kompeten dan independen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden," kata Sulfikar Amir dalam webinar dan diskusi publik bertajuk "Skenario Pasca Pandemi" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Dalam jangka panjang, kata dia, organisasi ini bisa menjadi embrio badan nasional pengendalian wabah penyakit yang berfungsi seperti Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat.
Menurut dia, badan ini tidak hanya memainkan peran penting untuk mengakhiri pandemi COVID-19, tetapi juga membangun ketahanan Indonesia dalam mengantisipasi risiko pandemi di masa datang.
Baca juga: Ilmuwan: Pemerintah harus perkuat kapasitas antisipasi pandemi
Baca juga: INDEF: Masa pandemi perlu jadi momentum perbaikan DTKS
Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi mengusulkan skenario pascapandemi sebagai jalan keluar dari masa pandemi.
Menurut Sulfikar, skenario pascapandemi bertujuan tidak hanya untuk menekan mortalitas dan morbiditas COVID-19 saat ini, tetapi juga untuk mengeluarkan Indonesia dari pandemi. Skenario ini merupakan kerja kolektif skala nasional yang dilakukan secara bertahap target dan indikator yang jelas, terukur dan obyektif.
Dengan skenario pascapandemi, dibutuhkan satu tahun bagi Indonesia untuk keluar dari krisis pandemi.
"Ada tiga fase dalam skenario pascapandemi. Dengan asumsi setiap fase membutuhkan tiga hingga empat bulan, maka dalam setahun Indonesia sudah relatif bebas dari pandemi," kata Anggota Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi itu.
Baca juga: Satgas: Indonesia menyisakan "PR" untuk menurunkan kasus kematian
Baca juga: KSP sebut Pemerintah sikapi hati-hati lembaga baru tangani pandemi
Baca juga: Menteri PPN: Ekonomi biru jadi model transformasi pascapandemi
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: